Bisnis.com, JAKARTA - Emiten semen PT Solusi Bangun Indonesia Tbk. (SMCB) menyebut operasional salah satu unit yang sempat terganggu di Pabrik Cilacap, kini sudah berjalan normal. Insiden yang terjadi dua pekan lalu itu disebut tidak mengurangi kemampuan perseroan dalam mengirimkan produknya ke konsumen.
Direktur Solusi Bangun Indonesia Agung Wiharto mengatakan insiden di Pabrik Cilacap terjadi karena salah satu jalur bahan bakar mengalami overheat.
“Pabrik semen kan terdiri dari lima unit. [Insiden] yang di unit pembakaran saja, kemarin langsung kami matikan. Sekarang sudah jalan lagi,” kata Agung kepada Bisnis, Senin (19/10/2020).
Adapun, entitas anak dari PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) ini menyampaikan bahwa insiden tersebut tidak mengganggu pengiriman semen ke konsumen walaupun proses perbaikan memakan waktu sekitar 5 hari.
Agung menyebutkan bahwa perseroan masih memiliki cadangan terak dan semen yang mencukupi di Pabrik Cilacap. “Kami kan punya inventori yang banyak. Walaupun mati, tapi pasokan kami masih cukup untuk beberapa pekan ke depan,” tutur Agung.
Lebih lanjut, menjelang akhir tahun ini Agung melihat konsumsi semen dalam negeri masih akan tetap rendah. Pasalnya, memasuki Desember - Januari akan banyak masa libur dan curah hujan di Indonesia sedang tinggi.
Baca Juga
Menurut Agung, konsumsi semen pada tahun ini sudah terganggu oleh dampak pandemi Covid-19 sejak akhir kuartal I/2020. Hal itu tampaknya belum akan membaik dalam waktu dekat karena pada akhir tahun konsumsi semen memang biasanya turun.
“Setiap tahun kebutuhan semen pasti akan turun, terutama di akhir tahun. Ini siklus karena ada liburan ditambah lagi musim hujan. Bukan pandemi karena memang setiap tahun begitu,” ujar Agung.
Berdasarkan data Asosiasi Semen Indonesia (ASI), volume konsumsi semen tercatat meningkat pada September secara bulanan. Kenaikan tersebut diasumsikan terdorong oleh pembangunan infrastruktur dan perumahan yang sudah kembali diteruskan.
Namun, ASI menunjukkan permintaan semen dalam negeri masih turun 9 persen yoy pada September 2020 seperti bulan sebelumnya.
Ketua Umum ASI Widodo Santoso pun pesimistis konsumsi semen dalam negeri dapat berbalik positif dari posisi minus ini hingga akhir 2020.
“Konsumsi [semen] dalam negeri tidak mungkin bisa positif [hingga akhir 2020], tentu negatif. Ada beberapa unit [pabrik semen] dihentikan produksinya karena stok penuh untuk menyesuaikan dengan permintaan pasar," katanya.