Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Reli IHSG Berakhir, Ini Penyebabnya Menurut Direktur BEI

Direktur Perdagangan dan Penilaian Anggota Bursa PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Laksono Widodo mengungkapkan pandangannya tentang koreksi yang terjadi dalam perdagangan Kamis (15/10/2020).
Karyawati beraktivitas di sekitar grafik pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (4/6/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati beraktivitas di sekitar grafik pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (4/6/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan harus mengakhiri delapan sesi penguatan dengan tersungkur ke zona merah pada sesi perdagangan Kamis (15/10/2020).

Indeks harga saham gabungan (IHSG) parkir di zona merah dengan koreksi 1,37 persen atau 70,949 ke level 5.105,105 pada penutupan perdagangan Kamis (15/10/2020). Total nilai transaksi di seluruh papan perdagangan senilai Rp9,78 triliun.

IHSG mengakhiri reli penguatan yang terjadi dalam delapan perdagangan sebelumnya. Indeks tancap gas sejak perdagangan Senin (5/10/2020), setelah pengesahan Omnibus Law UU Cipta Kerja.

Direktur Perdagangan dan Penilaian Anggota Bursa PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Laksono Widodo mengungkapkan pandangannya tentang koreksi yang terjadi dalam perdagangan Kamis (15/10/2020). Menurutnya, kenaikan IHSG sudah berturut-turut.

“Pasti ada saatnya take profit,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (15/10/2020).

Data menunjukkan investor asing memborong saham-saham di dalam negeri. Tercatat, investor asing net buy Rp23,32 miliar di seluruh papan perdagangan.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menjadi incaran utama asing dengan menempati daftar teratas net foreign buy. BUMN perbankan itu diborong Rp129,3 miliar hingga akhir perdagangan Kamis (15/10/2020).

Sebaliknya, PT United Tractors Tbk. (UNTR) dilepas oleh asing dan menempati posisi teratas net foreign sell. Emiten afiliasi Grup Astra itu mencetak net sell Rp52,1 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper