Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menanjak pada sesi kedua perdagangan hari ini dan mampu ditutup di zona hijau. IHSG pun mampu mencatatkan kenaikan 7 sesi beruntun.
Sempat melemah di sepanjang sesi pertama, IHSG menguat 0,78 persen ke level 5.132 pada akhir perdagangan Selasa (13/10/2020).
IHSG dibuka pada level 5.093. Pada awal perdagangan pagi ini, indeks tersungkur menyentuh 5.064 dan bergerak di zona merah hingga sekitar pukul 13.00 WIB. Setelahnya, IHSG terkerek dan berhasil ditutup pada level tertingginya pada 5.132.
Sebanyak 198 saham menguat, 213 saham melemah, dan 182 saham diperdagangkan flat. Kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia tercatat senilai Rp5.988,96 triliun.
Saham PT BRI Syariah Tbk. (BRIS) dan PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. (AGRO) memimpin penguatan dengan kenaikan hingga ke batas auto-reject atas (ARA) sebesar 25 persen menjadi Rp1.125 per saham dan Rp430 per saham.
Adapun, pendorong harga saham anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) tersebut menyusul peresmian merger tiga bank syariah milik bank BUMN.
Baca Juga
BRIS mengumumkan dalam keterbukaan informasi bahwa BRISyariah bersama Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah serta bank induk, yaitu Bank Mandiri, BRI, dan BNI menandatangani perjanjian penggabungan bersyarat sehubungan dengan rencana merger ketiganya.
Rencana merger 3 bank syariah milik bank BUMN tersebut hanya akan efektif setelah diperolehnya persetujuan dari otoritas yang berwenang dan dengan memperhatikan ketentuan anggaran dasar dari masing-masing pihak serta ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
"Memperhatikan perjanjian penggabungan bersyarat, setelah penggabungan menjadi efektif, BRIS akan menjadi entitas yang menerima penggabungan [surviving entity], dan pemegang saham BNI Syariah dan pemegang saham BSM akan menjadi pemegang saham entitas yang menerima penggabungn," demikian pengumuman manajemen yang dikutip Bisnis, Selasa (13/10/2020).
Terkait dengan proses penggabungan tersebut, Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan bahwa merger bank syariah milik bank BUMN menjadi sejarah baru bagi industri perbankan syariah.
Menurut Erick, sebagai negara dengan populasi umat muslim terbesar di dunia sudah sepantasnya Indonesia memiliki bank syariah yang kuat.