Bisnis.com, JAKARTA - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya mengalami koreksi setelah 6 hari beruntun mengalami kenaikan.
Pasar dipengaruhi dipengaruhi sentimen pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja, termasuk demo soal penolakannya. Di sisi lain, investor menantikan hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia siang ini.
Dalam perdagangan Selasa (13/10/2020) pukul 11.30 WIB, IHSG koreksi 0,31 persen atau 15,58 poin menjadi 5.077,51. Hari ini, indeks bergerak di rentang 5.064,17 - 5.106,45.
Terpantau 137 saham menguat, 267 koreksi, dan 153 stagnan. Saham PT BRIsyariah menjadi top gainers dengan penguatan 25 persen atau 225 poin menuju Rp1.125.
Sebelumnya, pada akhir sesi Senin (12/10/2020), IHSG mampu bertahan di atas 5.000 dan parkir di zona hijau dengan menguat 0,78 persen ke level 5.093,09
Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang menyampaikan mulai hari ini, Selasa (13/10/2020), hingga 1 minggu kedepan, isu yang akan merajai kondisi domestik yakni akan banyak dilakukannya demo oleh berbagai elemen masyarakat terkait penolakan Undang-Undang Cipta Kerja.
Baca Juga
Di sisi lain, ada ketidakjelasan versi UU Cipta Kerja mana yang dipakai karena hingga saat ini sudah ada empat draf UU Ciptaker, di antaranya 900 halaman, 1028 halaman, 1052 halaman, dan 1035 halaman.
"Puncak demo diperkirakan tanggal 20 Oktober 2020 sambil memperingati 1 tahun dilantiknya pemerintahan saat ini dan pada tanggal yang sama pula pemerintah mengungkapkan keinginannya untuk menerbitkan omnibus law UU Ciptaker," paparnya, Selasa (13/10/2020).
Head of Research Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan secara teknikal indeks bergerak gap up dan mendekati area MA50 sebagai target resistance terdekat.
Indikator stochastic bergerak memasuki area overbought dengan MACD yang mengarah ke level overvalue setelah Histogramnya masuk pada zona positif.
“Sehingga secara teknikal IHSG berpotensi menguat terbatas cenderung alami aksi profit taking dengan support resistance 5.067-5.114,” imbuhnya.