Bisnis.com, JAKARTA - Melonjaknya penawaran umum perdana atau IPO di Hong Kong akan berlanjut karena perusahaan teknologi umumnya terdorong pandemi dan mengikuti raksasa China dalam menjual saham.
Kepala Pencatatan Hong Kong Exchanges & Clearing Ltd. Bonnie Chan mengatakan perusahaan dari sektor teknologi dan bioteknologi akan terus melakukan IPO dalam waktu dekat karena Covid-19 telah meningkatkan investasi dalam penelitian dan pengembangan.
"Kami pikir 2020 akan mengecewakan, tapi ternyata tahun ini menjadi tahun yang sibuk. Saya yakin desakan IPO akan terus berlanjut," kata Chan, dilansir Bloomberg, Senin (12/9/2020).
Hong Kong tahun ini telah menyaksikan derasnya IPO oleh perusahaan China termasuk JD.com Inc. dan Netease Inc., yang menjual saham di kota itu untuk melengkapi pencatatan New York di tengah meningkatnya ketegangan antara AS dan China.
Sebentar lagi bursa Hong Kong bersiap menyambut raksasa fintech Jack Ma, Ant Group, yang dikatakan merencanakan pencatatan ganda senilai US$35 miliar di Hong Kong dan Shanghai.
Listing di Hong Kong telah melonjak 33 persen tahun ini menjadi HK$220 miliar (US$28,4 miliar). Pada gilirannya, saham bursa telah melonjak 47 persen sejauh ini pada 2020. Chan mengatakan bursa mengantisipasi bahwa daftar perusahaan di industri ritel dan konsumen juga akan kembali setelah pandemi mereda.
Baca Juga
Ant, perusahaan pembayaran terbesar di China, sedang menunggu persetujuan pencatatan di bursa saham Hong Kong yang seharusnya keluar pada pekan lalu. Kini rencana itu menghadapi ketidakpastian tambahan yang berasal dari perdebatan di Washington tentang pembatasan pada raksasa pembayaran. Chan menolak berkomentar tentang aplikasi Ant dan prosesnya.
Bursa memastikan bahwa perusahaan yang akan melantai menyerahkan seluruh informasi material secara tepat waktu. Dia menambahkan bahwa pihaknya juga memiliki grup yang memantau berita dan masalah terkait yang dapat menyebabkan pasar dan bursa bereaksi.
"Aturan pencatatannya jelas dan transparan," katanya.
Chan juga menjadi pusat spekulasi tentang siapa yang akan mengambil alih komando bursa setelah CEO Charles Li meninggalkan perusahaan pada 1 Januari mendatang.
Dia bergabung kembali dengan bursa pada Januari tahun ini setelah menjabat sebagai mitra di firma hukum Davis Polk & Wardwell LLP. Di awal karirnya, dia memimpin Departemen Transaksi IPO HKEX di Departemen Pencatatan.
"Saat ini fokus saya adalah pada Departemen Pencatatan, di mana saya masih baru untuk peran tersebut," kata Chan.
Bursa akan mulai membuat proses IPO paperless mulai kuartal ini, yang diharapkan bisa menghemat 11.000 formulir kertas di tahun pertama. Departemen Chan juga menggunakan kecerdasan buatan untuk meninjau kepatuhan laporan tahunan.
"Ini akan menghemat 99 persen waktu dan tenaga kolega kami," kata Chan.