Bisnis.com, JAKARTA - Investor PT Bank Permata Tbk. (BNLI) diingatkan untuk bersikap rasional dengan melihat kinerja perusahaan.
Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee menyebutkan meski BNLI adalah emiten tergolong sangat baik, tetapi apresiasi berlebihan berbahaya bagi emiten dan investor.
"Apresiasi positif karena tender offer, namun kelihatannya naiknya harga saham ini berlebihan," katanya Jumat (9/10/2020).
Adapun, saham BNLI hari ini ditutup di posisi Rp1.975 per lembar. Nilai ini lebih tinggi 74,75 persen dibandingkan dengan posisi 5 hari terakhir.
Harga jual Permata ini bahkan lebih tinggi 56,75 persen dibandingkan dengan posisi awal tahun.
Hans mengatakan, aksi korporasi yang terdekat dari Bank Permata saat ini adalah penggabungan cabang Bangkok Bank Company Limited ke Bank Permata. Aksi korporasi ini memang sudah di tunggu pasar, dan tentu akan mendapat apresiasi.
Bank Permata akan mendapat aset dan modal lebih kuat, serta kesempatan bisnis fungsi intermediasi yang lebih progresif. Tentunya usai masa pandemi. Untuk target harga, menurutnya, harga wajar BNLI di Rp1.425.