Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konsumsi Lesu, Kino Indonesia (KINO) Fokus Tambah Produk yang Laris

Direktur Keuangan Kino Indonesia Budi Muljono mengatakan bahwa dalam situasi yang tidak normal ini perseroan banyak melakukan penyesuaian.
Deretan produk perawatan tubuh produksi PT Kino Indonesia Tbk. Segmen perawatan tubuh merupakan salah satu segmen andalan perseroan. /kino.co.id
Deretan produk perawatan tubuh produksi PT Kino Indonesia Tbk. Segmen perawatan tubuh merupakan salah satu segmen andalan perseroan. /kino.co.id

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten konsumer PT Kino Indonesia Tbk. (KINO) menyatakan telah dan akan mengerahkan segala daya upaya dalam rangka mengantisipasi lambatnya perbaikan ekonomi dalam beberapa bulan kedepan sejalan dengan data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang masih dalam zona pesimis pada September lalu.

Direktur Keuangan Kino Indonesia Budi Muljono mengatakan bahwa dalam situasi yang tidak normal ini perseroan banyak melakukan penyesuaian.

“Harus banyak melakukan antisipasi dan melakukan berbagai penyesuaian untuk me-manage cash flow dengan fokus produksi hanya untuk sektor yang masih memiliki demand tinggi,” ungkapnya kepada Bisnis, Selasa (6/10/2020).

Sebaliknya, perseroan menyatakan telah dan akan menurunkan produksi dari segmen penjualan lain yang kurang sejalan dengan kebutuhan masyarakat saat ini.

“Segmen yang sama misalnya di antara barang personal care ada yang naik dan ada juga yang turun, sehingga agak sulit untuk digeneralisasi,” sambungnya.

Adapun, Budi menyatakan belum bisa banyak berkomentar mengenai kinerja penjualan KINO karena pihaknya baru dapat mengeluarkan informasi tersebut saat rilis laporan keuangan diterbitkan pada akhir bulan ini

Tetapi, ia tidak menampik kondisi saat ini masih tidak normal dan belum dapat mengembalikan keyakinan masyarakat untuk dapat mulai melakukan pembelanjaan.

“Sejak angka 113,8 di bulan Maret, IKK kita memang selalu bergerak di level 80-an, bahkan sempat menyentuh 77,8 di bulan Mei,” terangnya.

Sejak saat itu, ia menilai ada sedikit perbaikan meski level IKK masih berkutat di angka 80-an dan hal ini merupakan tanda bahwa memang konsumen masih cenderung menahan pembelanjaan dan hanya mengeluarkan uang untuk kebutuhan pokok yang memang sangat penting.

Sebagai informasi, Bank Indonesia melaporkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) bahkan mengalami penurunan dari 86,9 pada Agustus 2020 menjadi 83,4 per September 2020.

Perbaikan keyakinan konsumen yang tertahan pada September 2020 disebabkan oleh penurunan ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi pada 6 bulan mendatang.

Tercatat, Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) menurun dari 118,2 pada Agustus 2020 menjadi 112,6 pada September 2020.

Alhasil, Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) saat ini berada dalam level pesimis dan terpantau menurun dari 55,6 pada Agustus 2020 menjadi sebesar 54,1 pada September 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper