Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Stimulus AS di Depan Mata, Harga Emas Kembali ke Level US$1.900 

Harga emas diperkirakan akan kembali menguat setelah menembus level psikologis US$1.900 per troy ounce.
Karyawan menunjukan replika emas logam mulia di Butik Antam, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Harga emas PT Aneka Tambang Tbk. pada hari perdagangan Selasa (8/9/2020) menurun dibandingkan dengan perdagangan hari sebelumnya. Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan menunjukan replika emas logam mulia di Butik Antam, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Harga emas PT Aneka Tambang Tbk. pada hari perdagangan Selasa (8/9/2020) menurun dibandingkan dengan perdagangan hari sebelumnya. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas kembali ke level US$1.900 per troy ounce setelah dolar melemah, dipicu sentimen stimulus fiskal untuk pemulihan perekonomian di Amerika Serikat.

Kemarin, harga emas berjangka Comex naik 1,1 persen dan ditutup di level US$1.916,30 per troy ounce. 

Investor fokus pada perkembangan negosiasi antara DPR AS Nancy Pelosi dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin dalam rancangan undang-undang (RUU) bantuan COVID-19 yang telah lama ditunggu-tunggu.

"Jika ada kesepakatan, kemungkinan stimulus akan menghidupkan kembali gagasan bahwa inflasi akan bergerak menuju target Federal Reserve,” kata Bart Melek, kepala analis komoditas di TD Securities seperti dikutip dari Antara, Jumat (2/10/2020).

Dia mengatakan keberhasilan menembus level psikologis psikologis level 1.900 dolar AS dapat mendorong harga  sedikit lebih tinggi.

Di sisi lain, dolar jatuh ke level terendah lebih dari satu minggu terhadap mata uang utama lainnya. Saat dolar melemah, emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

Sementara itu, aktivitas manufaktur AS secara tak terduga melambat pada September karena pesanan baru mundur. Adapun klaim pengangguran mingguan AS turun lebih rendah tetapi tetap pada tingkat resesi, yang semakin memperkuat daya tarik emas.

"Penggerak utama (untuk emas) adalah uang investasi dan reaksi terhadap berita utama ekonomi, berita utama geopolitik dan dolar," kata David Govett, kepala eksekutif Govett Precious Metals dan mantan pedagang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper