Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ORI018 Jadi Investasi Tepat Saat Pandemi, Ini Alasannya

Melihat fitur ORI018, instrumen ini dipercaya lebih aman dan dapat memberikan keuntungan yang bersaing di pasar pada masa pandemi.
Karyawati menghitung uang pecahan Rp100.000 di salah satu kantor cabang milik Bank Mandiri, di Jakarta, Rabu (12/6/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat
Karyawati menghitung uang pecahan Rp100.000 di salah satu kantor cabang milik Bank Mandiri, di Jakarta, Rabu (12/6/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Keuangan menyebutkan Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI018 cocok untuk investasi saat pandemi.

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfi menyampaikan melihat fitur ORI018, instrumen ini dipercaya lebih aman dan dapat memberikan keuntungan yang bersaing di pasar pada masa pandemi.

“Justru di masa pandemi ini kami sangat mendorong masyarakat untuk lebih banyak berinvetasi. ORI018 merupakan instrumen investasi yang sangat tepat di masa pandemi,” ujarnya, Kamis (1/10/2020).

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan mengumumkan ORI018 ditawarkan mulai 1 Oktober 2020 pukul 09.00 WIB hingga 21 Oktober 2020 pukul 10.00 WIB.

Calon pembeli dapat memesan ORI018 secara online (e-SBN) di seluruh mitra distribusi yang telah ditetapkan oleh Kemenkeu RI.

Pemesanan minimal ditetapkan Rp1 juta dan maksimum pemesanan Rp3 miliar. Instrumen ini jatuh tempo pada 15 Oktober 2023 dengan kupon 5,70 per tahun. Pembayaran kupon dilakukan pada tanggal 15 setiap bulan dan kupon pertama akan dibayarkan pada 15 Desember 2020.

Sementara itu, pemerintah memasang target konservatif Rp5 triliun untuk penawaran ORI018. Namun apabila pemesanan melebihi target, bukan tidak mungkin bakal ada revisi limit penjualan.

Plt. Direktur Surat Utang Negara (SUN) Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Deni Ridwan menyampaikan target awal pemerintah untuk penjualan ORI018 dipasang konservatif Rp5 triliun.

“Kita kasih kuota sedikit dulu, silakan masukkan penawaran. Kalau permintaan lebih tinggi dari itu, kita akan pertimbangkan untuk ditingkatkan dari target awal,” kata Deni.

Deni optimistis animo masyarakat untuk mengakumulasikan ORI018 yang dapat diperdagangkan di pasar sekunder (tradable) setelah melewati masa tunggu (holding period) satu bulan ini tetap tinggi seperti pada penawaran SBN ritel sebelumnya.

Selama tiga bulan terakhir, pemerintah lewat Kementerian Keuangan telah menerbitkan SBN ritel sebanyak dua kali yaitu ORI017 dan SR013.

Adapun, penjualan ORI017 yang ditawarkan pada 15 Juni - 9 Juli 2020 mencapai Rp18,3 triliun. Permintaan investor terus meningkat pada SR013 yang ditawarkan pada 28 Agustus - 23 September 2020 mencapai rekor tertinggi Rp25,6 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper