Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Telkom (TLKM) Melonjak 5 Persen, Ini 4 Faktor Pendorongnya

Pada pukul 10.59 WIB, saham TLKM naik 5,08 persen atau 130 poin menjadi Rp2.690. Sepanjang hari ini, saham Telkom bergerak di rentang Rp2.600 - Rp2.720.
Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. Ririek Adriansyah menyapa wartawan seusai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Jumat (19/6/2020). Bisnis/Abdullah Azzam
Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. Ririek Adriansyah menyapa wartawan seusai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Jumat (19/6/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Saham BUMN PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) menguat signifikan pada perdagangan Kamis (1/10/2020) seiring dengan derasnya aksi beli investor asing.

Pada pukul 10.59 WIB, saham TLKM naik 5,08 persen atau 130 poin menjadi Rp2.690. Sepanjang hari ini, saham Telkom bergerak di rentang Rp2.600 - Rp2.720.

Total transaksi saham mencapai Rp320,41 juta. Kapitalisasi pasarnya meningkat menjadi Rp266,48 triliun.

Saham Telkom juga menjadi yang paling banyak diburu investor asing. Total net foreign buy pagi ini mencapai Rp77,4 miliar.

Peningkatan saham TLKM tentunya sudah ditunggu-tunggu investor. Pasalnya, meski naik 5 persen, sepanjang tahun berjalan harganya masih anjlok 32,24 persen. Bahkan, harga turun 41,5 persen dalam 3 tahun terakhir.

Setidaknya, ada sejumlah faktor fundamental yang mendukung penguatan harga saham Telkom hari ini.

1. Bisnis Indihome Moncer
Manajemen Telkom optimistis lini bisnis internet broadband perseroan yaitu Indihome dapat terus tumbuh tahun ini. Bahkan, pelanggan Indihome diramal dapat mendekati 8 juta hingga akhir tahun.

Vice President Investor Relation Telkom Group Andi Setiawan mengatakan saat ini Indihome menjadi salah satu mesin pertumbuhan baru perseroan. Tercatat, per Juni 2020 kontribusi bisnis internet broadband tersebut mencapai sekitar 15 persen terhadap pendapatan konsolidasi Telkom.

Dari sisi pelanggan, Indihome telah membukukan 7,45 pelanggan hingga paruh pertama tahun ini. Adapun, Andi mengatakan target perseroan di awal tahun adalah meraih 7,7 juta pelanggan hingga akhir 2020.

“Dengan progres yang sudah kita dapatkan di Juni kita confident target di awal tahun akan terlewati bahkan bisa mendekati 8 juta pelanggan di tahun ini,” ungkap Andi dalam paparannya, seperti dikutip Bisnis, Rabu (30/9/2020)

Andi meyakini Indihome masih memiliki ruang yang besar untuk tumbuh. Pasalnya saat ini rasio penetrasi layanan broadband di Indonesia masih sangat rendah, kurang dari 15 persen. Cukup jauh jika dibandingkan negeri tetangga Malaysia dan Filipina yang di atas 50 persen.

2. Rencana IPO Mitratel
VP Investor Relation Telkom Andi Setiawan mengatakan pilihan untuk melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) merupakan salah satu upaya Telkom dalam memaksimalkan nilai bisnis menara Telkom Group.

Menurutnya, IPO Mitratel dapat merealisasikan potensi kenaikan valuasi dalam bisnis menara Telkom yang dinilainya masih berada di bawah nilai pasar (undervalued) dibandingkan dengan industri.

Selain itu, dengan membawa PT Dayamintra Telekomunikasi (Mitratel) melantai di bursa juga dapat memperkuat posisi perseroan di pasar sekaligus mempersiapkan peluang pengembangan 5G dan mendapatkan efisiensi melalui skala ekonomi.

“Ini akan memperkuat posisi Telkom Grup untuk memberikan layanan konektivitas terbaik di Indonesia,” ujarnya


3. Asumsi JP Morgan
J.P. Morgan telah memiliki estimasi enterprise value PT Dayamitra Telekomunikasi Indonesia alias Mitratel dalam potensi rencana skenario penawaran umum perdana saham.

Wacana penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) Mitratel yang kembali berhembus mencuri perhatian J.P. Morgan. Perbankan investasi asal Amerika Serikat itu mengeluarkan estimasi enterprise value atau nilai total bisnis entitas anak Telkom.

“Kami memperkirakan enterprise value [EV] Mitratel sekitar US$2,3 miliar—US$3,9 miliar dalam potensi skenario IPO,” tulis Tim Analis J.P. Morgan dalam riset.

Dalam analisis valuasi, J.P Morgan berasumsi TLKM akan mentransfer 20 persen hingga 80 persen menara Telkomsel kepada Mitratel. Dengan skema itu, perhitungan EBITDA Mitratel berada di kisaran Rp3,5 triliun atau US$240 juta hingga Rp4,7 triliun atau US$324 juta.

Lebih lanjut, Tim Analis J.P. Morgan berasumsi Telkomsel akan mentransfer portofolio menara ke Mitratel sebelum eksekusi wacana IPO. TLKM memiliki 16.000 menara telekomunikasi di bawah Mitratel dan 17.500 melalui Telkomsel.

4. Penguatan Menara Mitratel
Telkom berencana mengonsolidasikan menara telekomunikasi milik anak usaha perseroan, PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) ke entitas anak usaha perseroan lainnya, PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) demi memperkuat lini bisnis menara Telkom.

VP Investor Relations Telkom Group Andi Setiawan menuturkan saat ini perseroan tengah fokus memperkuat lini bisnis menara telekomunikasi dengan rencana besar melepas Mitratel ke publik maupun melalui kemitraan strategis ke depannya.

“Sebab kita melihat Mitratel sebagai bagian Telkom dia undervalue 6-7 kali sehingga kita merasa pada saatnya nanti Mitratel perlu kita unlock baik melalui IPO maupun strategic partnership,” papar Andi.

Namun sebelum itu dilakukan, Andi mengatakan perseroan akan lebih dahulu memperkuat posisi Mitratel di pasar, salah satunya dengan mengonsolidasikan 5.000—6.000 menara telekomunikasi milik Telkomsel ke Mitratel.

Diketahui, saat ini grup Telkom memiliki 34.025 menara telekomunikasi dengan rincian 18.000 menara dimiliki olek Telkomsel dan 16.025 sisanya milik Mitratel. Adapun secara industri Mitratel merupakan perusahaan menara kedua terbesar dari sisi jumlah menara.

“Kalau 5.000—6.000 itu bisa kita konsolidasikan, kepemilikan menara Mitratel akan mendekati number 1 tower provider atau bahkan akan jadi yang terbanyak. Jadi saat ini kita perkuat terlebih dulu,” tutur Andi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper