Bisnis.com, JAKARTA - Emiten konstruksi, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., tengah merancang penerbitan surat utang mencapai Rp5 triliun sebagai upaya perseroan merefinancing obligasi jatuh tempo.
Direktur Keuangan Wijaya Karya Ade Wahyu mengatakan bahwa perseroan akan menerbitkan penawaran umum berkelanjutan obligasi dan sukuk dengan target nilai mencapai Rp5 triliun yang akan dilakukan dalam dua tahap.
“Penerbitan PUB Obligasi dan Sukuk akan dilakukan dalam dua tahap, tahap pertama ditargetkan pada kuartal IV/2020 dan tahap kedua pada kuartal 1/2021,” ujar Ade Wahyu kepada Bisnis, Rabu (30/9/2020).
Ade menjelaskan penerbitan surat utang tersebut dalam rangka upaya perseroan untuk refinancing global komodo bond perseroan yang akan jatuh tempo pada Januari 2021 sebesar Rp5,4 triliun.
Tidak hanya itu, sebagian hasil penggalangan dana tersebut rencananya juga akan digunakan emiten berkode efek WIKA itu untuk modal kerja perseroan.
Adapun, Ade mengatakan bahwa alasan perseroan memilih kedua instrumen tersebut sebagai upaya perseroan menghimpun dana karena obligasi dan sukuk merupakan alternatif investasi yang baik bagi para investor di tengah situasi pandemi saat ini.
Baca Juga
Dengan demikian, rencana penerbitan ini pun diyakini dapat terserap dengan baik.
Di sisi lain, lembaga pemeringkat internasional, Fitch Ratings, belum lama ini telah memangkas rating utang WIKA seiring dengan penurunan kinerja perusahaan pada kuartal II/2020 dan ketidakpastian pemberian stimulus dari pemerintah.
Laporan Fitch pada Senin (14/9/2020) menyatakan, peringkat emiten konstruksi pelat merah tersebut diturunkan dari BB menjadi BB-. Fitch juga menurunkan peringkat nasional program obligasi jangka panjang dari AA- menjadi A.
Pemangkasan rating tersebut menyusul diturunkannya Standalone Credit Profile (SCP) perusahaan menjadi b- dari sebelumnya bbb-. Seluruh rating WIKA juga dimasukkan pada Rating Watch Negatif (RWN).