Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kasus Covid-19 Naik Terus, Harga Minyak Tergelincir

Kasus Covid-19 yang terus meningkat membuat sejumlah negara menerapkan lockdown sehingga menyeret permintaan minyak. Di sisi lain, pasokan malah bertambah seiring dengan kembalinya Libya ke pasar minyak internasional.
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak turun tipis pada akhir perdagangan Jumat (25/9/2020) atau Sabtu (26/9/2020) Waktu Indonesia Barat. Kenaikan kasus infeksi baru dan banjir pasokan minyak membuat harga tertekan.

Dilansir dari Antara, harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak November 2020 turun dua sen, ditutup US$41,92 per barel.  Sementara itu, minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) menyusut enam sen menjadi US$40,25 per barel.

Untuk minggu ini, minyak mentah WTI merosot 2,6 persen berdasarkan kontrak bulan depan. Adapun harga minyak Brent tergelincir hampir 2,9 persen.

“Ada gelombang ketakutan kedua yang menjangkiti pasar minyak pada saat ini dan itu menahan kami,” kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group di Chicago.

Di Amerika Serikat, infeksi virus corona meningkat di Midwest, sementara New York City, yang terpukul paling parah pada musim semi, sedang mempertimbangkan penutupan terbaru. Lebih dari 200.000 orang telah meninggal karena virus di negara itu.

Konsumsi bahan bakar AS tetap lesu karena pandemi membatasi perjalanan dan menghambat pemulihan ekonomi. Rata-rata permintaan bensin selama empat minggu minggu lalu turun sembilan persen secara tahunan

Di bagian lain dunia, peningkatan infeksi virus corona setiap hari mencapai rekor dan pembatasan baru diberlakukan untuk membatasi perjalanan.

Pada saat yang sama, banjir pasokan bakal makin mengencang harga minyak. Jumlah rig minyak dan gas AS naik enam rig menjadi 261 rig dalam seminggu hingga 25 September, kata perusahaan jasa energi Baker Hughes Co.

Libya baru-baru ini meningkatkan produksi dan Shell RDSa.L untuk sementara telah memesan kapal tanker minyak mentah pertama yang dimuat di terminal Zueitina Libya sejak Januari.

Ekspor minyak Iran, sementara itu, telah meningkat tajam pada September yang bertentangan dengan sanksi AS, tiga penilaian berdasarkan pelacakan kapal tanker menunjukkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rivki Maulana
Editor : Rivki Maulana
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper