Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dharma Polimetal DRMA Sedia Capex Rp400 Miliar, Investasi Mesin Produk Baru

PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA) menyiapkan anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) hingga Rp400 miliar pada 2025.
Fasilitas produksi di salah satu pabrik produksi komponen otomotif emiten milik TP Rachmat, PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA). - Dok. Dharma Polimetal
Fasilitas produksi di salah satu pabrik produksi komponen otomotif emiten milik TP Rachmat, PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA). - Dok. Dharma Polimetal

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten komponen otomotif besutan konglomerat TP Rachmat PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA) menyiapkan anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) hingga Rp400 miliar pada 2025.

Presiden Direktur Dharma Polimetal Irianto Santoso mengatakan capex pada tahun ini akan diperuntukkan pada sejumlah pengembangan produk baru, terutama non-otomotif. Langkah itu dilakukan DRMA di tengah upaya diversifikasi.

"Capex kami cukup sekitar Rp300 miliar sampai Rp400 miliar. Investasi di mesin-mesin produk baru, khususnya untuk mengembangkan battery energy storage system," ujar Irianto dalam konferensi pers rapat umum pemegang saham (RUPS) pada Selasa (22/4/2025).

DRMA memang tengah gencar mengembangkan komponen non-otomotif sebagai bagian dari diversifikasi, salah satunya lewat produk battery energy storage system. Adapun, komponen battery energy storage system dibutuhkan di panel surya atau solar panel.

Battery energy storage system sudah diproduksi dan DRMA menyuplai ke salah satu pengembang perumahan.

DRMA juga telah menandatangani memorandum of understanding (MoU) atau nota kesepahaman dengan pemain solar panel terbesar dari China terkait penyediaan komponen tersebut.

Irianto mengatakan peluang pengembangan komponen untuk energi terbarukan seperti battery energy storage system terbuka lebar. Apalagi, Pemerintah Indonesia berencana menawarkan peluang kepada investor internasional untuk membangun 75 gigawatt (GW) pembangkit listrik energi terbarukan dalam 15 tahun ke depan.

Meski begitu, DRMA tahun ini tetap berinovasi mengembangkan produk komponen otomotif, salah satunya auxiliary battery.

"Memang ada beberapa hal yang ingin dilaksanakan perusahaan terutama dalam hal pasarkan auxiliary battery untuk kendaraan roda dua. Investasi terus dilakukan dengan pengembangan pabrik-pabrik kami," tutur Irianto.

Adapun, diversifikasi dijalankan DRMA seiring dengan lesunya industri otomotif. Penjualan kendaraan, terutama mobil masih mengalami tren lesu pada awal 2025.

Berdasarkan data terbaru Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), sepanjang kuartal I/2025, penjualan mobil wholesales turun 4,7% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 205.160 unit, dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebanyak 215.250 unit. 

Penjualan mobil secara ritel pun susut 8,9% yoy menjadi 210.483 unit, dibandingkan tiga bulan pertama 2024 sebanyak 231.027 unit.

Tantangan lainnya adalah kondisi global, di mana terdapat kebijakan tarif impor AS dan tarif resiprokal (resiprocal tariff). Kebijakan itu berdampak ke bisnis DRMA, sebab DRMA merupakan eksportir produk komponen otomotif ke AS.

Sementara itu, pada tahun lalu, DRMA telah membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp579,28 miliar, susut 5,3% yoy dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp611,75 miliar.

Penyustan laba terjadi seiring dengan turunnya penjualan DRMA 0,72% yoy menjadi Rp5,5 triliun pada 2024, dibandingkan Rp5,54 triliun pada 2023.

Segmen kendaraan roda dua (2W) menjadi kontributor utama penjualan DRMA yang mencapai Rp3,3 triliun, meningkat 11,9% yoy. Pertumbuhan segmen kendaraan roda dua DRMA sejalan dengan total penjualan sepeda motor nasional yang naik sebesar 1,5%.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Dwi Nicken Tari
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper