Bisnis.com, JAKARTA - PT Barito Pacific Tbk. merombak susunan direksi dengan menambah dua nama baru.
Hal itu diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan di Wisma Barito Pacific pada Kamis (24/9/2020).
Dalam rapat itu, pemegang saham menyetujui pengunduran diri Andry Setiawan yang sebelumnya menjabat sebagai direktur perseroan terhitung sejak 30 Agustus 2020.
Selain itu, pemegang saham juga menyetujui pengangkatan David Raimond Sulaiman dan Diana Arsiyanti sebagai direksi perseroan yang baru.
Wakil Direktur Utama Barito Pacific Rudy Suparman mengatakan bahwa pergantian susunan direksi yang baru itu sebagai salah satu bentuk penyegaran organisasi.
“Kami berharap dengan adanya perubahan ini dapat membawa kinerja yang lebih baik terhadap perseroan,” ujar Rudy seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima Bisnis, Kamis (24/9/2020).
Susunan Direksi dan Komisaris Terbaru Barito Pacific
Komisaris
- Komisaris Utama: Prajogo Pangestu
- Komisaris: Lim Chong Thian
- Komisaris Independen: Henky Susanto
- Komisaris Independen: Salwati Agustina
Direksi
- Direktur Utama: Agus Salim Pangestu
- Wakil Direktur Utama: Rudy Suparman
- Direktur: David Kosasih
- Direktur:David Raimond Sulaiman
- Direktur:Diana Arsiyanti
Di sisi lain, optimisme manajemen itu pun sejalan dengan proyeksi analis Mirae Asset Sekuritas Lee Young Jun terhadap kinerja perseroan untuk paruh kedua tahun ini.
Lee mengatakan bahwa kendati DKI Jakarta kembali mengetatkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), hal itu tidak akan berdampak signifikan terhadap kinerja emiten berkode efek BRPT itu.
Bahkan, Lee melihat adanya ekspansi marjin yang positif pada paruh kedua tahun ini untuk BRPT, didorong oleh spread harga produk yang lebih baik dan permintaan domestik yang juga membaik dibandingkan dengan kuartal kedua tahun ini.
Belum lagi, dengan tambahan kapasitas di pabrik Methyl Tert-butyl Ether (MTBE) dan Butene-1 (B1) yang mulai beroperasi pada bulan ini. Menurut Lee, pendapatan BRPT pada kuartal III/2020 dan kuartal IV/2020 akan lebih baik daripada kuartal II/2020.
“Tetapi kami memperkirakan bahwa permintaan yang lebih lemah di kuartal IV/2020 kemungkinan akan membatasi keuntungan dari spread harga yang lebih tinggi,” ujar Lee seperti dikutip dari publikasi risetnya, Kamis (24/9/2020).
Oleh karena itu, Lee mengubah rekomendasi sell menjadi hold untuk saham BRPT dengan menaikkan target price dari semula sebesar Rp650 menjadi Rp700.
Pada penutupan perdagangan Kamis (24/9/2020), saham BRPT parkir di level Rp640, melemah 3,76 persen atau 25 poin. Sepanjang tahun berjalan 2020, saham BRPT terkoreksi 57,62 persen.