Bisnis.com, JAKARTA – Saham yang diperdagangkan pada harga yang lebih rendah terhadap fundamentalnya atau value stocks dinilai menjadi pilihan yang lebih menguntungkan saat ini.
Proyeksi tersebut diungkapkan oleh tim riset dari Goldman Sachs dalam analisisnya. Mereka memproyeksikan value stocks akan mencatat kinerja lebih baik dibanding saham-saham dengan pertumbuhan pendapatan yang sama atau di bawah pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau cyclical stocks.
Dilansir dari Bloomberg pada Senin (21/9/2020), Tim Riset dari Goldman Sachs yang dipimpin oleh David Kostin menyatakan, pertumbuhan value stocks pada kuartal I/2021 diperkirakan mencapai 70 persen dari kisaran 40 persen. Kuartal I/2021 juga merupakan proyeksi awal kehadiran vaksin untuk mengatasi virus corona.
Hal tersebut juga didukung oleh tren dalam beberapa pekan terakhir. Pada periode 22 Agustus 2020 hingga 8 September 2020, pertumbuhan value stocks terpantau lebih tinggi 3 persen dibandingkan cyclical stocks.
“Konsensus para invetor menyatakan cylical stocks akan tumbuh lebih besar dibandingkan value stocks saat kehadiran vaksin virus corona. Namun, kaitan antara hasil dengan prospek vaksin virus corona memberi kesan value stocks lebih tepat untuk faktor-faktor tersebut,” jelasnya.
Kostin menyatakan, value stocks memiliki arus kas dengan jangka waktu yang lebih pendek sehingga diperkirakan akan outperform seiring dengan kenaikan suku bunga. Sementara itu, cyclical stocks dan saham defensif lainnya memiliki arus kas dengan jangka waktu yang sama.
Baca Juga
Laporan tersebut melanjutkan, sektor makanan dan minuman serta tembakau menjadi segmen yang paling terkait dengan optimisme vaksin virus corona. Sementara itu, sektor teknologi, perangkat alat keras (hardware dan equipment), serta semikonduktor dan ritel akan menjadi bidang usaha yang terdampak negatif dari sentimen ini.
“Saham-saham industri yang bersifat siklikal seperti bahan bangunan dan barang modal juga menjadi sektor yang paling terkait,” jelas laporan tersebut.
Adapun value stocks berada dalam tren pertumbuhan yang underperform selama beberapa tahun. Russel 1000 Value Index berada di kisaran 7 persen sejak 2016 lalu sementara proyeksi pertumbuhan indeks tersebut telah melonjak dua kali lipat.