Bisnis.com, JAKARTA — PT Acset Indonusa Tbk. telah mengantongi dana segar Rp1,49 triliun hasil dari pelaksanaan penambahan modal melalui hak memesan efek terlebih dahulu.
Acset Indonusa telah melaksanakan rangkaian penambahan modal melalui penawaran umum terbatas (PUT) II dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. ACST menawarkan 5,72 miliar lembar saham baru dengan harga pelaksanaan Rp262.
Maria Cesilia Hapsari, Corporate Secretary & Investor Relations Acset Indonusa mengungkapkan tujuan penggunaan dana rights issue adalah pelunasan sebagian shareholder loan perseroan. Emiten berkode saham ACST itu memiliki utang kepada pemegang saham PT United Tractors Tbk. (UNTR).
“Setelah dikurangi biaya-biaya dan emisi yang dikeluarkan Rp1,49 triliun yang akan dibayarkan,” ujarnya saat dihubungi, Senin (21/9/2020).
ACST memiliki saldo pokok pinjaman terutang kepada UNTR senilai Rp2,04 triliun per 15 September 2020. Setelah dilakukan pembayaran sebagian, saldo pokok pinjaman terutang akan menjadi Rp544,75 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan semester I/2020, ACST memiliki total aset senilai Rp4,16 triliun per 30 Juni 2020. Posisi itu amblas dar Rp10,44 triliun pada 31 Desember 2019.
Baca Juga
Di sisi lain, total liabilitas yang dimiliki perseroan mencapai Rp4,12 triliun per 30 Juni 2020. Dari komposisi itu, pinjaman dari pemegang saham menjadi kontributor terbesar dengan Rp2,04 triliun.
Awal September 2020, Manajemen Acset Indonusa menyampaikan telah dipercaya sebagai kontraktor utama jalan tol Akses Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati sejak 27 Agustus 2020. Kontraktor swasta itu akan mengerjakan Paket 2 dengan panjang jalan 1,5 kilometer dengan nilai kontrak Rp260 miliar.
Presiden Direktur Acset Indonusa Idot Supriadi menjelaskan bahwa pembangunan jalan tol akses itu merupakan bentuk sinergi perusahan Grup Astra.
“Kami harap proyek ini dapat mempermudah akses menuju BIJB Kertajati dan dapat meningkatkan konektivitas secara keseluruhan bagi masyarakat,” ujarnya.