Bisnis.com, JAKARTA — Penjualan instrumen sukuk ritel seri SR013 telah melampaui target awal yang ditetapkan oleh para mitra distribusi.
Berdasarkan data salah satu mitra distribusi yang dilansir Minggu (13/9/2020), jumlah SR013 yang terjual telah mencapai Rp5,61 triliun. Batas waktu pemesanan yang tersisa sekitar 10 hari atau hingga Rabu (23/9/2020).
Direktur Pembiayaan Syariah Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Dwi Irianti Hadiningdyah mengungkapkan target awal Rp5 triliun merupakan target penjualan para mitra distribusi (midis).
Menurutnya, tidak menutup kemungkinan pemerintah akan meningkatkan target penerbitan seiring dengan besarnya animo masyarakat untuk berinvestasi.
“Rp5 triliun berdasarkan target midis. Kalau pemerintah prinsipnya akan menyerap berapa pun yang masuk dalam rangka pendalaman pasar,” ujarnya kepada Bisnis, akhir pekan ini.
Dwi mengklaim animo masyarakat untuk berinvestasi di SR013 sangat besar selama masa penawaran yang berlangsung mulai 28 Agustus 2020. Kondisi itu menurutnya seiring dengan meningkatnya pemahaman dan literasi dari investor terhadap produk investasi.
Baca Juga
Dia menilai kondisi pandemi Covid-19 juga meningkatkan minat masyarakat terhadap instrumen surat berharga negara (SBN) ritel. Pasalnya, instrumen investasi lain seperti saham dan reksa dana tertekan.
“Kondisi pandemi juga membuat masyarakat mengurangi bahkan menghentikan kegiatan perjalanan, rekreasi, dan wisata kuliner. Hal ini membuat masyarakat mempunyai uang lebih untuk dapat diinvestasikan dalam produk investasi yang sedang ditawarkan saat ini seperti sukuk ritel seri SR013,” paparnya.
Seperti diketahui, SR013 memiliki tingkat imbal hasil atau kupon 6,05 persen per tahun. Pembayaran kupon dilakukan setiap bulan serta dapat diperdagangkan di pasar sekunder.
SR013 dapat dimiliki oleh investor dengan minimal pemesanan Rp1 juta dan maksimal Rp3 miliar. Adapun, SR013 memiliki tenor sepanjang 3 tahun atau jatuh tempo pada 10 September 2023.