Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah emiten restoran menjalankan strategi ekspansi yang menyesuaikan pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Jakarta mulai Senin (14/9/2020).
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta secara resmi mengumumkan pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang lebih ketat di tengah peningkatan angka penyebaran wabah virus Corona atau Covid-19 di Ibu Kota.
Hal itu diumumkan langsung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam konferensi pers penerapan PSBB di Jakarta, Minggu (13/9/2020).
PSBB ketat itu, kata Anies, akan mulai berlaku besok, Senin (14/9/2020) hingga Minggu (27/9/2020) atau berlaku selama dua pekan. Salah satu poin pengetatan ialah tidak bolehnya makan di restoran, sehingga hanya ada layanan take away.
Emiten restoran PT Sarimelati Kencana Tbk. (PZZA) menyatakan akan tetap menjalankan rencana ekspansi kendati pemberlakuan PSBB di wilayah Jakarta akan berlangsung mulai Senin (14/9/2020) pekan depan.
Baca Juga
Direktur Sarimelati Kencana Jeo Sasanto menerangkan bahwa perseroan akan tetap melanjutkan rencana pembukaan outlet Pizza Hut dengan sangat berhati-hati dan tidak seagresif sebelumnya baik daerah Jakarta maupun daerah-daerah lainnya.
“Ada sekitar 10 (pembukaan) outlet lagi. Yang paling dekat adalah Duri Riau, Pasar Kemis dan Martapura,” ungkap Jeo kepada Bisnis.
Menanggapi pemberlakuan kembali PSBB di areal Jakarta, perseroan menyatakan akan mengurangi pembukaan outlet di mall dan sebagai gantinya akan lebih memfokuskan penjualan di outlet yang berada di luar mall.
“Penerapan PSBB di Jakarta tentu merupakan kemunduran bagi proses recovery bisnis restoran dan ekonomi secara keseluruhan. Walaupun kita mengerti alasannya dan akan tetap mendukung keputusan pemda DKI Jakarta,” sambungnya.
Jeo menjelaskan dampak penerapan PSBB terhadap penjualan perseroan pada kuartal ketiga tahun ini kemudian diharapkan tidak akan terlalu besar apabila outlet Pizza Hut di pusat perbelanjaan tetap bisa beroperasi untuk memaksimalkan penjualan take away dan delivery.
Seperti sebelumnya, Jeo melanjutkan, outlet Pizza Hut akan memaksimalkan penjualan daring melalui kerjasama dengan Grab dan Gojek disertai dengan promosi-promosi yang menarik untuk pelanggan sehingga diharapkan dampak penutupan fasilitas dine-in bisa tertutupi oleh penjualan take away dan delivery.
Sebagai gambaran, emiten berkode saham PZZA tersebut masih mampu mencetak pendapatan sebesar Rp1,82 triliun, relatif stabil dengan penurunan hanya sebesar 6.06 persen secara year-on-year pada semester pertama tahun ini.
Adapun, laba periode berjalan yang berhasil dicetak perseroan pada periode enam bulan pertama tahun ini hanya berkisar Rp10,47 miliar, terjun 89,49 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan segmen geografisnya, kendati diberlakukan PSBB pertama pada periode kuartal kedua tahun ini, penjualan wilayah Jakarta masih menjadi penopang bisnis perseroan yakni sebesar 40,24 persen dari total omzet.
Emiten restoran yang menyajikan makanan cepat saji PT Fast Food Indonesia Tbk. juga mengonfirmasi masih akan melanjutkan ekspansi di tengah pemberlakukan PSBB Jakarta.
Emiten yang mengoperasikan outlet KFC Indonesia tersebut menyatakan masih akan menjalankan rencana untuk membuka outlet di seluruh Indonesia hingga akhir tahun ini.
“Rencana pembukaan store KFC masih dilanjutkan. 10 store (akan dibuka hingga akhir tahun) tersebar di seluruh Indonesia,” ungkap Public Relations KFC Indonesia Ika Diah Rhanny kepada Bisnis, Kamis (10/9/2020).
Ika sendiri mengakui bahwa dengan pemberlakuan kembali PSBB pada pekan depan, bisnis KFC Indonesia kemungkinan besar akan berpengaruh.
“Sektor bisnis akan berpengaruh. Kami pun akan mengantisipasi hal ini dengan melakukan promo-promo yang menarik agar pelanggan tetap dapat menikmati KFC dalam kondisi PSBB,” jelasnya kemudian.
Untuk diketahui, emiten berkode saham FAST tersebut mencatatkan penurunan pendapatan pada paruh pertama tahun 2020 sebesar 25,4 persen secara tahunan menjadi Rp2,51 triliun. Dari situ, perseroan mencatatkan rugi periode berjalan sebesar Rp142,23 miliar.
Adapun, pendapatan dari restaurant support centre Jakarta memang telah lama menjadi tulang punggung pendapatan perseroan. Hal ini tercermin dari pendapatan sebesar Rp913,69 miliar atau 36,33 persen dari total omzet perseroan sepanjang semester pertama tahun ini berasal dari wilayah Jakarta.