Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tenang, IHSG Diyakini Tidak akan Anjlok ke Bawah Level 4.000

Sucorinvest Asset Management memperkirakan IHSG akan menyentuh level 5.500 oada akhir 2020.
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (23/6/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (23/6/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis, JAKARTA — PT Sucorinvest Asset Management mempertahankan posisi overweight untuk aset saham kendati indeks harga saham gabungan (IHSG) anjlok 5 persen kemarin. Adapun pada akhir sesi pertama perdagangan hari ini, Jumat (11/9/2020), indeks sudah berbalik menguat 1,29 persen.

Presiden Direktur Sucorinvest Asset Management Jemmy Paul Wawointana berpendapat bahwa aksi jual dari investor baru-baru ini tidak akan menekan IHSG lebih rendah ke bawah 4.000. Menjelang akhir tahun, Jemmy optimistis IHSG dapat menyentuh level 5.500.

“Kami tetap overweight untuk saham. Kami tidak akan membeli [saham] terlalu banyak saat ini, tapi kami tidak mau menjual juga,” kata Jemmy seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (11/9/2020).

Jemmy menilai apabila Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diberlakukan kembali selama lebih dari satu bulan, kemungkinannya sangat besar hal itu dapat menekan Produk Domestik Bruto (PDB).

Manajer investasi yang mengelola dana sekitar Rp13 triliun tersebut pun cenderung menyukai saham-saham telekomunikasi dan beberapa saham perbankan yang sudah turun terlalu dalam.

Sebelumnya, Jemmy mengatakan pihaknya termasuk yang bullish melihat prospek IHSG tahun ini. Dengan demikian, saham-saham yang kapitalisasi pasarnya mendominasi indeks seperti saham sektor perbankan menjadi pilihan utama dalam menyusun portofolio reksa dana saham pada semester II/2020.

“Strategi kami lebih ke blue chip. Saham-saham midsmall cap mungkin sedikit underperform [terhadap IHSG]. Yang pasti saat IHSG naik, itu yang bangkit duluan adalah saham-saham berkapitalisasi besar,” jelas Jemmy pekan lalu.

Untuk sektornya, Jemmy menunjuk saham-saham perbankan, infrastruktur dan utilitas, serta barang konsumer menjadi yang paling banyak dikoleksi.

Menurut Jemmy, subsidi yang digelontorkan pemerintah untuk perbankan akan menolong kinerja bank pada tahun ini kendati tidak akan mampu menyamai pencapaian pada tahun lalu.

“Harusnya [perbankan] ini menjadi sektor pilihan untuk asing dan investor global untuk masuk ke indonesia,” tutur Jemmy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper