Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Asia dibuka melemah seiring derasnya aksi profit taking di saham-saham teknologi megacap di bursa Amerika Serikat.
Seperti dilansir dari Bloomberg, Jumat (11/9/2020), indeks Topix Jepang tercatat mengawali hari dengan pelemahan 0,1 persen pada pukul 09.18 pagi di Tokyo. Hal serupa juga dialami indeks Kospi Korea Selatan yang sama-sama melemah 0,1 persen.
Sementara indeks S&P/ASX Australia mengalami penurunan lebih dalam yakni 1 persen. Kemudian indeks berjangka S&P 500 naik 0,4 persen di waktu yang bersamaan setelah sebelumnya terkoreksi 1,8 persen di perdagangan kemarin.
Bursa Asia memasuki kerugian pekan kedua akibat terjadinya aksi penjualan besar-besaran untuk saham teknologi jumbo di AS. Tercatat, pada perdagangan Kamis, indeks yang menghimpun saham-saham teknologi AS, Nasdaq, turun lebih dari 2 persen.
Ini dipicu kekhawatiran pelaku pasar bahwa reli lima bulan sebelumnya telah memperlebar valuasi terlalu jauh. Di sisi lain, harga minyak mentah kembali turun ke US$37 per barrel di bursa New York.
Saham global tengah menuju penurunan mingguan berturut-turut pertama sejak Maret, setelah terjadinya tren penguatan yang berhasil menambahkan US$ 7 triliun ke nilai ekuitas di bursa AS.
Baca Juga
Equity Strategist di Wells Fargo Securities Anna Han mengatakan hal ini merupakan fenomena yang terjadi ketika para pelaku pasar mengambil keuntungan atau taking profits setelah reli yang panjang.
“Mereka menjual apa yang berhasil,” katanya, seperti dikutip Bisnis dari Bloomberg, Jumat (11/9/2020)
Dia juga agak mengkhawatirkan ini akan berlanjut, apalagi dalam jangka pendek musim pemilu di AS akan berlangsung.