Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Anjlok 4 Persen Tinggalkan 5.000, Efek PSBB Jakarta?

Pada perdagangan Kamis (10/9/2020) pukul 09.05 WIB, IHSG anjlok 4,29 persen atau 220,98 poin menuju 4.928,39.
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (9/9/2020). Bisnis/Abdurachman
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (9/9/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Pemberlakukan kembali pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di DKI Jakarta secara total seperti awal pandemi Covid-19 menekan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG).

Pada perdagangan Kamis (10/9/2020) pukul 09.01 WIB, IHSG anjlok 2,76 persen atau 142,13 poin menuju 5.007,25. Selang berapa menit pukul 9.05 WIB, IHSG anjlok 4,29 persen ke level 4.928,39.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks harga saham gabungan (IHSG) turun 94,69 poin atau 1,81 persen ke level 5.149,376 pada akhir perdagangan Rabu (9/9/2020).

Seperti diketahui, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan untuk mencabut pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi di Jakarta. Sebagai gantinya, akan diterapkan PSBB total kembali mulai Senin (14/9/2020).

Anies Baswedan menyampaikan bahwa aktivitas perkantoran kembali dibatasi, seluruh tempat hiburan akan ditutup, dan kegiatan belajar berlangsung dari rumah. Adapun, tempat usaha restoran dibolehkan untuk tetap beroperasi, tetapi tidak boleh makan di lokasi.

Direktur PT Anugrah Mega Investama Hans Kwee mengatakan pemberlakukan kembali PSBB menjadi sentimen negatif. Kondisi itu mengonfirmasi pemulihan ekonomi akan sangat terhambat.

“Pasar saham akan terkoreksi turun," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (9/9/2020).

Kendati demikian, Hans memprediksi koreksi tidak akan sedalam PSBB pertama. Dampak penerapan kembali kebijakan itu akan terasa dalam 1—2 hari sesi perdagangan sambil investor melihat perkembangan lainnya.

“Investor harus berhati-hati karena sentimen PSBB ini tidak bagus untuk pasar,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper