Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PSBB Kembali Diterapkan, Ini Respons Emiten Pemilik Mal

Emiten properti seperti PT Metropolitan Kentjana Tbk (MKPI) dan PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON) menyatakan siap menaati kebijakan Pemprov DKI Jakarta terkait pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Area pintu masuk Pondok Indah Mall (PIM) di Jakarta Selatan. PIM merupakan salah satu portofolio pusat perbelanjaan yang dikelola PT Metropolitan Kentjana Tbk./pondokindahgroup.co.id
Area pintu masuk Pondok Indah Mall (PIM) di Jakarta Selatan. PIM merupakan salah satu portofolio pusat perbelanjaan yang dikelola PT Metropolitan Kentjana Tbk./pondokindahgroup.co.id

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten properti siap menaati kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang akan diberlakukan 14 September mendatang. Perusahaan juga masih menanti ketentuan pelaksanaan PSBB tahap II ini.

Rabu kemarin, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk memberlakukan kembali aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta yang akan dimulai pada Senin (14/9/2020). Salah satu sektor yang akan terdampak pada kebijakan ini adalah para emiten properti yang memiliki mal atau pusat perbelanjaan.

Terkait hal ini, Wakil Direktur Utama PT Metropolitan Kentjana Tbk (MKPI) Jeffry S Tanudjaja menyatakan pihaknya siap mengikuti arahan pemerintah.

“Kalau dari Gubernur DKI Jakarta menetapkan mal harus tutup, kecuali beberapa tenant seperti apotek dan supermarket, kami akan mengikutinya,” katanya saat dihubungi Bisnis, Kamis (10/9/2020).

Emiten pemilik Pondok Indah Mall dan Puri Indah Mall (PIM) tersebut juga tidak memungkiri, dampak ekonomi yang akan ditimbulkan dari kebijakan ini akan besar. Hal tersebut tidak hanya berlaku untuk MKPI, tetapi juga para tenant, pemasok barang, pegawai-pegawai dan seluruh pihak terkait.

Ia menambahkan, pihaknya juga telah memberlakukan protokol kesehatan yang ketat selama operasional mal kembali diberlakukan beberapa bulan lalu.

“Kami masih berharap semoga mal-mal masih diperbolehkan dibuka pada PSBB ini,” tambahnya.

Ia menambahkan, MKPI juga masih memberlakukan diskon sewa bagi para tenant hingga 50 persen. Diskon 100 persen diberikan kepada tenant bioskop, gym dan pusat permainan anak, karena belum adanya kejelasan operasional pada bidang ini.

“Rencana awalnya, potongan harga akan diberikan sampai Oktober. Bila kondisi pandeminya masih seperti sekarang, kami akan bantu support ke tenant,”tambahnya.

Sepanjang semester I/2020, MKPI mengantongi pendapatan sebesar Rp570,23 miliar, turun 31,9 persen dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp837,43 miliar. Sewa pusat perbelanjaan masih menjadi penyumbang pendapatan terbesar senilai Rp230,41 miliar, terkoreksi 45,93 dari tahun lalu di periode yang sama sebesar Rp426,18 miliar.

Secara terpisah, Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) Minarto Basuki mengatakan pihaknya belum dapat mengambil langkah lanjutan terkait operasional mal-mal yang dimiliki perusahaan.

“Kami masih menunggu juklak (petunjuk pelaksanaan) Peraturan Gubernur serta instansi terkait,” katanya.

Tercatat, Pakuwon Jati memiliki sejumlah pusat perbelanjaan di wilayah DKI Jakarta, diantaranya adalah Kota Kasablanka, Gandaria City, dan Plaza Blok M.

Emiten ini juga memiliki beberapa gedung perkantoran yang terintegrasi dengan pusat perbelanjaan tersebut seperti Gandaria 8, Eighty8 Office Tower, dan Pakuwon Tower Jakarta.

Sebelumnya, Direktur Pengembangan Bisnis Pakuwon Jati, Ivy Wong mengatakan segmen pendapatan berulang (recurring income) perusahaan diperkirakan masih akan terhambat pada tahun ini.

Pemberlakuan protokol kesehatan ditengah pandemi virus corona membuat perusahaan tidak dapat meningkatkan jumlah pengunjung di pusat-pusat perbelanjaan secara signifikan.

Pada paruh pertama 2020, emiten pemilik pusat perbelanjaan Gandaria City tersebut mencatat pendapatan Rp1,97 triliun. Jumlah tersebut menurun 43,7 persen dibandingkan pendapatan pada semester I/2019 senilai Rp3,5 triliun.

"Kemungkinan untuk pulihnya masih cukup sulit untuk tahun ini. Kami akan usahakan segmen ini pulih antara kuartal IV/2020 hingga kuartal I/2021," imbuhnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper