Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas kembali beringsut dan merangkak naik pada awal perdagangan pekan ini setelah babak belur sepanjang pekan lalu. Harga emas kini menguji level US$1.948 per troy ounce.
Berdasarkan data Bloomberg, harga emas di pasar spot naik tipis 0,07 persen ke posisi U$1.935,31 per troy ounce pada pukul 11.12 WIB. Adapun harga emas berjangka Comex untuk kontrak Desember naik 0,40 persen ke level US$1.942,10 per troy ounce.
Pekan lalu, harga emas terjun bebas. Posisi 1 September 2020, harga emas di tutup di level US$1.990 per troy ounce. Empat hari berselang, harga emas ditutup di level US$1.930 per troy ounce.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan pelemahan harga emas sepanjang pekan ini didorong oleh faktor penguatan dolar AS karena perbaikan data ekonomi yang dirilis pekan lalu seperti data aktivitas manufaktur dan tenaga kerja.
Meskipun demikian, Ariston menilai harga emas masih dalam fase konsolidasi dan masih belum dalam tren penurunan. Selain itu, dia menyebut harga emas masih berpotensi menguat lagi.
Di dalam negeri, harga emas relatif tidak bergejolak. Pada 1 September 2020, harga emas 24 Antam ukuran dibanderol Rp1.026.000. Di akhir pekan, harga emas Antam dipatok Rp1.020.000 per gram dan bertahan hingga hari ini, Senin (7/9/2020).
Baca Juga
Monex Investindo Futures melaporkan, kenaikan harga emas sejalan dengan tren pelemahan dolar AS. Hal ini disebabkan oleh prospek pelonggaran moneter yang akan dilakukan oleh Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve.
Monex mencatat, dolar AS sempat menguat setelah laporan tenaga kerja AS di Jumat (4/9/2020) malam menunjukkan hasil yang lebih baik dari yang dikhawatirkan sebelumnya, dan menopang dolar menguat.
"Tetapi pasar nampak kembali menimbang rencana pelonggaran moneter yang sudah diumumkan The Federal Reserve AS di pekan sebelumnya, dan kembali menekan pelemahan dolar AS," tulis Monex dalam laporan yang dikutip Bisnis, Senin (7/9/2020).
Harga emas berpotensi naik menguji resisten pada kisaran $1948 - $1955 bila dolar masih melemah tertekan outlook pelonggaran moneter the Fed. Level support pada kisaran $1916 - $1925.