Bisnis.com, JAKARTA - PT Freeport Indonesia (PTFI) menjadi penyumbang pendapatan PT Petrosea Tbk. dalam beberapa tahun terakhir.
Berdasarkan laporan keuangan per Maret 2020, PTFI menyumbang pendapatan PTRO sebesar US$35,69 juta, meningkat dari sebelumnya US$24,15 juta pada kuartal I/2019.
Pada kuartal I/2020, pendapatan entitas Grup Indika itu menurun 10,06 persen menjadi hanya sebesar US$103,57 juta dibandingkan dengan perolehan periode yang sama tahun lalu sebesar US$115,15 juta.
Namun, PTRO berhasil mencetak laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$4,21 juta, lebih tinggi daripada perolehan laba bersih kuartal I/2019 sebesar US$3,09 juta.
Sebelumnya, pada 2019 PTFI menyumbang pendapatan PTRO sebesar US$105,19 juta, naik dari US$101,15 juta pada 2018. Pendapatan dari PTFI itu juga meningkat dari 2017 sebesar US$109,04 juta.
Hanifa Indradjaya, Presiden Direktur Petrosea, mengatakan secara detail, lini bisnis kontrak pertambangan menjadi kontributor utama perseroan atau menyumbang sekitar 58,16 persen terhadap total pendapatan perusahaan pada kuartal I/2020.
Baca Juga
Kontribusi lini itu mencapai US$60,24 juta yang didorong oleh aktivitas pengupasan lapisan tanah penutup dan produksi batubara yang dilakukan untuk beberapa klien.
Adapun, pendapatan kontrak pertambangan itu turun sebesar 4,85 persen dibandingkan dengan perolehan kuartal I/2019.
Kemudian, kontribusi lainnya didapatkan dari lini bisnis rekayasa dan konstruksi sebesar US$23,25 juta atau 22,45 persen terhadap total pendapatan perusahaan, yang didorong oleh beberapa proyek untuk PT Freeport Indonesia.
“Seluruh pencapaian pada kuartal pertama ini merupakan hasil dari implementasi inisiatif strategis Perusahaan untuk melakukan transformasi kegiatan operasionalnya melalui digitalisasi serta operational excellence yang terus ditingkatkan di dalam seluruh lini bisnis dan fungsi pendukung,” ujar Hanifa.
Sementara itu, kinerja saham PTRO masih meningkat 15,58 persen sepanjang 2020 ke level Rp1.855 pada Kamis (3/9/2020). Kapitalisasi pasarnya Rp1,87 triliun dengan price to earning ratio (PER) 6,79 kali.
Pemegang saham PTRO adalah PT Indika Energy Tbk. (INDY) sebesar 69,8 persen, Lo Kheng Hong 14,97 persen, dan masyarakat 15,23 persen.
Kerja sama Petrosea dengan PTFI pun menuai pujian dari salah satu pemegang sahamnya, yakni Lo Kheng Hong, investor kawasan yang kerap disebut sebagai Warren Buffett Indonesia.
"Hebat juga ya Petrosea dapat fee US$200 juta dari Freeport, dan US$200 juta dari PT Indonesia Pratama, anak usaha Bayan Resources, dalam 2 tahun," ujarnya di salah satu grup investor saham, mengacu ke laporan keuangan 2019.
Adapun, PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) merupakan perusahaan tambang batu bara milik konglomerat Dato Low Tuck Kwong. Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp42,17 triliun, terbesar di antara emiten pertambangan lainnya.