Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Musim Festival, India Diproyeksi Siap Borong CPO

India, negara konsumen utama CPO, akan memasuki musim perayaan festival tahunan pada Oktober-November.
Pekerja menata kelapa sawit saat panen di kawasan Kemang, Kabupaten Bogor, Minggu (30/8/2020). Badan Litbang Kementerian ESDM memulai kajian kelayakan pemanfaatan minyak nabati murni (crude palm oil/CPO) untuk pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) hingga Desember 2020./Bisnis-Arief Hermawan P
Pekerja menata kelapa sawit saat panen di kawasan Kemang, Kabupaten Bogor, Minggu (30/8/2020). Badan Litbang Kementerian ESDM memulai kajian kelayakan pemanfaatan minyak nabati murni (crude palm oil/CPO) untuk pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) hingga Desember 2020./Bisnis-Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — India diprediksi meningkatkan pembelian minyak sawit menjelang digelarnya beberapa festival tahunan, sehingga diyakini dapat membantu harga komoditas tersebut untuk bergerak lebih tinggi.

Analis RHB Sekuritas Christopher Andre Benas mengatakan ekspor minyak sawit negara produsen minyak sawit utama seperti Indonesia dan Malaysia diperkirakan meningkat seiring dengan proyeksi pembelian dari India menjelang beberapa perayaan festival.

Untuk diketahui, India sebagai konsumen utama minyak sawit atau Crude Palm Oil (CPO) akan merayakan beberapa festival pada Oktober dan November. Umumnya, konsumsi minyak nabati yang digunakan sebagai minyak goreng itu akan meningkat selama musim perayaan karena orang lebih banyak makan makanan manis dan gorengan.

“Ekspor mungkin meningkat karena pembeli India mungkin mulai membeli CPO menjelang Deepawali pada November, sehingga ada ekspektasi persediaan Malaysia akan menurun,” ujar Benas seperti dilansir Bloomberg, Kamis (3/9/2020).

Kendati demikian, kenaikannya kemungkinan akan terbatas dalam beberapa hari mendatang karena data menunjukkan ekspor dari Malaysia turun sekitar 15 persen dari bulan sebelumnya menjadi 1,48 juta ton pada Agustus, menurut surveyor kargo AmSpec Agri.

Sementara itu, menurut data Intertek Testing Services, pengiriman minyak sawit Malaysia turun 13 persen pada periode yang sama.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan tren bullish di harga CPO masih akan berlangsung sepanjang semester kedua tahun ini. Bahkan, dia memperkirakan harga CPO dapat menyentuh level 3.200 ringgit per ton hingga akhir tahun.

“Secara garis besar semester kedua tahun ini harga CPO masih akan naik karena didukung produksi yang lebih lemah tetapi bersamaan dengan permintaan China, India, dan Uni Eropa yang mulai naik. Jadi tidak seimbang supply dan demand sehingga harga naik,” papar Ibrahim kepada Bisnis, beberapa waktu lalu.

Sementara itu, pemulihan ekonomi beberapa negara yang ditandai dengan membaiknya indeks-indeks manufaktur negara konsumen CPO menguatkan sinyal permintaan pun akan segera pulih dan memenuhi pasar.

Bahkan, Indonesia juga memiliki andil besar terhadap peningkatan permintaan global seiring dengan kebijakan B30 yang terus digenjot dan komitmen untuk meningkatkan komposisi minyak nabati di biodiesel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Annisa Margrit

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper