Bisnis.com, JAKARTA – Emiten minuman konsumsi dengan spesialisasi alkohol PT Multi Bintang Indonesia Tbk. (MLBI) mencatatkan kinerja yang buruk sepanjang semester pertama tahun ini.
Berdasarkan publikasi laporan keuangan per 30 Juni 2020, perseroan mencatatkan penurunan penjualan bersih 48,65 persen secara tahunan menjadi Rp799,7 miliar.
Dari situ, laba bersih emiten berkode saham MLBI tersebut tergerus hingga 87 persen secara tahunan menjadi hanya Rp63,14 miliar.
Adapun, segmen penjualan produk alkohol membukukan penurunan drastis sebesar 52,86 persen secara tahunan menjadi Rp641,41 miliar disusul penjualan produk non alkohol dengan penurunan sebesar 19,52 persen secara tahunan menjadi Rp158,292 miliar.
Direktur Keuangan Multi Bintang Indonesia Sandra Pattenden mengatakan pihaknya akan mendorong penjualan dari segmen produk non alkohol pada semester kedua tahun ini.
"Terkait strategi untuk keberlangsungan bisnis di semester kedua, kategori non alcoholic beverages (minuman non alkohol) akan menjadi salah satu fokus kamu tahun ini. Informasi lebih detail tentang pengembangan kategori ini akan tersedia dalam beberapa hari ke depan," tulis Sandra dalam keterangan tertulis kepada Bisnis, Jumat (14/8/2020).
Baca Juga
Sebelumnya, Sandra juga sempat menyatakan perseroan memang memprediksi penjualan pada kuartal kedua akan semakin memburuk dibandingkan performa pada kuartal pertama tahun ini mengingat produk perseroan adalah minuman sosial yang biasanya dinikmati secara berkelompok.
Ia juga menyatakan telah menyusun ulang prioritas bisnis dan menunda beberapa proyek untuk menjaga kinerja selama kuartal kedua lalu dalam rangka efisiensi.
“Tentunya kami berusaha untuk menjaga cashflow dan menyimpan dana tunai sebisa mungkin. Kami mengurangi pengeluaran untuk hal-hal yang tidak terlalu mendesak dan meninjau kembali seluruh rencana pengeluaran capex yang belum diputuskan,” sambungnya.
Terkait diberlakukannya relaksasi PSBB (pembatasan sosial berskala besar) dan dibukanya kembali beberapa area pariwisata, perseroan menyatakan akan tetap berusaha mematuhi dengan ketat semua instruksi dan panduan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan, Kementerian Perindustrian, serta pemerintah daerah setempat.
Sebagai perusahaan minuman, pihaknya juga menyambut baik kebijakan pemerintah yang dimaksudkan untuk menggerakan kembali roda perekonomian, khususnya di sektor horeka (hotel, restoran, dan kafe). Fokus perseroan saat ini adalah berkoordinasi dengan para customer dan membantu mereka agar dapat bersama-sama memasuki era 'new normal' dengan praktik-praktik bisnis yang mengutamakan kesehatan dan keselamatan para karyawan dan para konsumen.
Namun, sebagai perusahaan terbuka, Sandra menyampaikan pihaknya tidak bisa memberikan proyeksi kinerja bisnis di masa mendatang. Manajemen juga belum bisa mengukur lebih jauh lagi dampak negatif dari Covid-19 terhadap bisnis perseroan dikarenakan ketidakpastian akhir dari masa pandemi yang sejalan dengan dampak yang dirasakan terhadap perekonomian Indonesia.