Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas mencatatkan penurunan terbesar sejak bulan Juni 2020. Meskipun begitu, logam mulia ini masih mencatat kinerja positif di tahun 2020.
Pada penutupan perdagangan Jumat (14/8), harga emas spot tercatat turun 0,44 persen atau 8,59 poin menjadi US$1.945,12 per troy ons. Penurunan ini menjadi yang pertama kalinya sejak Maret.
Sementara itu, harga emas berjangka Comex untuk kontrak Desember 2020 tercatat mengalami penurunan hingga 1,05 persen atau 20,60 poin menjafi US$1.949,8 per troy ons.
Baik emas dan perak spot keduanya menuju penurunan sepekan berturut-turun sejak 5 Juni dan menjadi penurunan terbesar sejak Maret.
Kendati melemah, harga emas tercatat masih mengalami kenaikan sampai 28 persen sepanjang tahun ini. Credit Suisse menaikkan proyeksi harga emasnya tahun depan menjadi US$ 2.500 per ons melihat banyaknya ‘badai’ yang dihadapi, yang kemungkinan bisa membuat harga emas makin tinggi.
Harga emas mencatatkan penurunan setelah adanya kenaikan imbal hasil riil, aksi ambil untung, dan ketidakpastian perbincangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China.
Harga emas mengalami banyak fluktuasi harga selama sepekan terakhir, diperdagangkan lebih dari US$100 lebih murah per onsnya pada pekan lalu setelah sempat mengalami penurunan terbanyak pada Selasa (11/8).
Sebelumnya, harga emas reli sepanjang tahun lantaran bank sentral di seluruh dunia tengah mengambil langkah-langkah untuk menopang ekonomi yang terhantam pandemi dan imbal hasil riil yang negatif di AS setelah menghadapi beberapa turbulensi dengan aksi jual obligasi pemerintah dan kebuntuan dalam pembicaraan stimulus AS.
Per Jumat (14/8) data menunjukkan pemulihan ekonomi China berlanjut pada Juli dan produksi industri AS meningkat untuk bulan ketiga berturut-turut, semakin meredupkan daya tarik emas sebagai aset perlindungan.
“Merosotnya harga sepekan ini seperti menghilangkan buih dari spekulasi emas,” kata Matthew Weller, Global Head of Market Research di Gain Capital Group LLC, dilansir Bloomberg Sabtu (15/8/2020).
Adapun, per Jumat, sentimen konsumer di AS tetap rendah sepanjang Agustus 2020 di tengah ekspektasi kemungkinan terjalnya jalan untuk memulihkan ekonomi di tengah pandemi Virus Corona dan melebarnya tingkat pengangguran.
Sementara itu, pertemuan antara AS dengan China untuk mendiskusikan perkembangan fase pertama untuk perdagangan mereka pun juga tertunda. Hal ini juga menjadi salah satu sentimen yang menekan harga emas.