Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Catat Penurunan Mingguan Pertama sejak Juni

Meski melemah pekan ini, harga emas masih menguat 28 persen sepanjang tahun ini. Analis juga menaikkan proyeksi harga tahun depan menjadi US$2.500.
Karyawati menunjukkan replika logam mulia di Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (6/8/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati menunjukkan replika logam mulia di Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (6/8/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas membukukan penurunan mingguan pertamanya dalam lebih dari dua bulan terakhir setelah diterpa oleh kenaikan imbal hasil riil, profit taking, dan ketidakpastian atas pembicaraan perdagangan AS-China.

Berdasarkan data Bloomberg, harga emas di pasar spot turun 0,4 persen menjadi US$1.945,12 per troy ounce di New York. Dalam sepekan terakhir, spot emas melemah 4,4 persen, penurunan pertama sejak Juni dan terbesar sejak Maret.

Sementara itu, emas berjangka untuk pengiriman Desember 2020 melemah 1 persen ke level US$1.949,80 per troy ounce di bursa Comex.

Harga emas mengakhiri pekan yang dipenuhi dengan fluktuasi harga yang besar pada catatan yang relatif jinak. Harga diperdagangkan US$100 per troy ounce lebih rendah dibandingkan rekor tertinggi sepanjang masa yang dicapai pekan lalu.

Reli harga emas menghadapi turbulensi seiring dengan aksi jual obligasi pemerintah dan kebuntuan pembicaraan stimulus AS. Sebelumnya, emas melonjak karena bank sentral di seluruh dunia mengambil langkah-langkah untuk menopang ekonomi dan imbal hasil riil negatif di AS

Sementara itu, data pada Jumat menunjukkan pemulihan ekonomi China berlanjut pada Juli dan produksi industri AS meningkat untuk bulan ketiga berturut-turut. Hal ini semakin meredupkan daya tarik emas sebagai aset safe haven.

"Pelemahan yang kami lihat awal pekan ini semacam menghilangkan buih dari spekulasi dalam emas,” kata kepala riset pasar global Gain Capital Group LLC Matthew Weller, seperti dikutip Bloomberg.

Meski melemah pekan ini, harga emas masih menguat 28 persen sepanjang tahun ini.

Credit Suisse menaikkan proyeksi harga emas tahun depan menjadi US$2.500, di tengah faktor-faktor yang mendorong emas ke level tertinggi baru.

Pada hari Jumat, data menunjukkan sentimen konsumen AS tetap lemah pada bulan Agustus di tengah ekspektasi pemulihan ekonomi yang belum pasti dengan pandemi virus corona yang belum mereda dan pengangguran yang meluas.

Sementara itu, pertemuan yang diharapkan antara China dan AS untuk membahas perkembangan kesepakatan perdagangan fase pertama ditunda tanpa batas waktu.

Analis logam mulia Standard Chartered Bank Suki Cooper mengatakan terlepas dari adanya profit taking lebih lanjut, pikir tren naik jangka panjang emas masih masih utuh di tengah pelemahan dolar AS dan stimulus pemerintah.

"Penurunan harga kemungkinan akan dipandang sebagai peluang untuk membeli karena latar belakang makro tetap menguntungkan untuk emas," ujar Cooper.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper