Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Alkindo Naratama (ALDO) Bagikan Dividen Rp1,21 Miliar

Jumlah tersebut setara dengan dividen tunai sebesar Rp1,1 per lembar saham atau setara dengan rasio pembayaran dividen sebesar 2,15 persen dari laba bersih tahun 2019 silam sebesar Rp56,31 miliar.
Direktur Utama PT Alkindo Naratama Tbk (ALDO) Herwanto Sutanto (dari kanan) didampingi Direktur Erik Sutanto, dan Direktur Independen Kuswara menyampaikan penjelasan, saat paparan publik, di Bandung, Jawa Barat, Kamis (27/6/2019)./Bisnis-Rachman
Direktur Utama PT Alkindo Naratama Tbk (ALDO) Herwanto Sutanto (dari kanan) didampingi Direktur Erik Sutanto, dan Direktur Independen Kuswara menyampaikan penjelasan, saat paparan publik, di Bandung, Jawa Barat, Kamis (27/6/2019)./Bisnis-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten kertas dan kimia PT Alkindo Naratama Tbk. (ALDO) mengumumkan akan membagikan dividen sebesar Rp1,21 miliar.

Realisasi angka tersebut setara dengan dividen tunai sebesar Rp1,1 per lembar saham atau setara dengan rasio pembayaran dividen sebesar 2,15 persen dari laba bersih tahun 2019 silam sebesar Rp56,31 miliar.

Besaran tersebut terpantau sama dengan jumlah dividen tunai yang dibagikan perseroan pada tahun lalu untuk laba tahun 2018 sebesar Rp23,96 miliar. Rasio pembayaran dividen pada tahun lalu pun lebih besar yakni 4,99 persen. 

Direktur Utama Alkindo Herwanto Sutanto mengatakan perseroan juga masih optimis bisa mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih masing-masing Rp1,1 triliun dan Rp66 miliar untuk kinerja keseluruhan tahun 2020.

“Sekarang pun kita sudah melihat tren membaik pada Juli sampai Agustus dibandingkan posisi kuartal pertama. Masalah profitability pada semester pertama kita memang kegerus karena rugi kurs,” ungkap Herwanto dalam paparan publik, Kamis (13/8/2020).

Pada saat kuartal kedua, lanjutnya, rupiah sempat mendekati level psikologis Rp17.000 sehingga membuat profit perseroan semakin melorot pada periode tersebut ditambah dengan utang denominasi mata uang asing perseroan yang akhirnya membengkak.

“Sebagian utang kita sudah hedge (lindung nilai) dan rupiah ada kecenderungan untuk menguat sehingga pada kuartal ketiga posisi membaik. Target profitability memang berat tapi kita masih mau berusaha,” sambungnya.

Strategi yang dijalankan perseroan diantaranya diversifikasi segmen bisnis perseroan yakni divisi penjualan obat-obatan kimia yang dipakai untuk alat pelindung diri dan masker seperti ketahanan air, anti bakteri hingga anti virus.

Di sisi lain, segmen kertas yang diperuntukkan bagi kemasan produk fast moving consumer goods (FMCG) dan makanan serta minuman juga dinilai perseroan masih mencatatkan pertumbuhan pendapatan.

“Kita memang dulu bergantung sekali dengan tekstil. Tapi semenjak 3 tahun yang lalu, kita mengurangi ketergantungan tekstil dengan develop bisnis untuk segmen flexible packaging dan kita mulai masuk ke unit bisnis baru yaitu food packaging yang diharapkan akan menjadi penopang bisnis,” terangnya.  

Berdasarkan data laporan keuangan perseroan per 30 Juni 2020, emiten berkode saham ALDO tersebut mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 7,78 persen menjadi Rp518,62 miliar. Dari situ, perseroan juga mencatatkan penurunan laba bersih 18,96 persen menjadi Rp18,37 miliar pada semester pertama tahun ini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper