Bisnis.com, JAKARTA – Emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) optimis mampu mencapai pertumbuhan pendapatan hingga 6 persen pada akhir tahun 2020 mendatang.
Presiden Direktur Kalbe Farma Vidjongtius mengatakan perusahaan melihat secara keseluruhan tren penjualan mulai positif dibantu oleh upaya pemerintah dan masyarakat untuk menyeimbangkan faktor kesehatan dan ekonomi.
“Overall, tren prositif. Mudah-mudahan Covid-19 tidak semakin memburuk dan kita bisa balancing kesehatan dan ekonomi. Target pertumbuhan kita 4-6 persen, dan harapan untuk ke enam persen itu tetap masih ada,” ungkap Vidjongtius dalam webinar bersama Samuel Sekuritas, Selasa (11/8/2020).
Lebih lanjut, Direktur Keuangan Kalbe Farma Bernadus Karmin Winata menyatakan segmen penjualan obat resep memang menjadi tantangan besar perseroan di masa awal penyebaran pandemi karena berkurangnya pasien yang mengunjungi klinik dan rumah sakit.
“Kita memperhitungkan di awal Juli dan Agustus sudah ada peningkatan, target mungkin maksimum 2 persen jika keadaan jauh membaik,” ujar Bernadus dalam kesempatan yang sama.
Kendati produk kesehatan juga sangat diminati konsumer sebagai upaya preventif penyebaran virus corona, perusahaan produsen vitamin dengan jenama Blackmores itu terbilang cukup konservatif dengan menargetkan pertumbuhan dari kategori tersebut sebesar 5-7 persen.
Baca Juga
Terkait produk nutrisi, Bernadus mengemukakan perseroan melihat adanya kemungkinan konsumer beralih kepada produk yang lebih murah sehingga perseroan hanya memperkirakan pertumbuhan sebesar 2 hingga 4 persen.
Sementara, dari segmen bisnis distribusi dan logistik, perseroan memproyeksikan pendapatan bisa bertumbuh hingga 10 persen.
Sebagai gambaran, Kalbe Farma melaporkan pertumbuhan penjualan bersih 3,8 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp11,60 triliun pada semester I/2020. Laba bersih yang dikantongi perseroan naik 10,3 persen secara tahunan menjadi Rp1,38 triliun per 30 Juni 2020.
Pada periode awal tahun, pendapatan perseroan disumbang oleh pertumbuhan dari segmen distribusi dan logistik sebesar 10,1 persen yoy, produk kesehatan yang juga tumbuh 6,6 persen yoy, dan nutrisi yang meningkat tipis 2,2 persen.
Adapun, divisi obat resep perseroan membukukan penurunan penjualan 4,2 persen secara yoy menjadi Rp2,56 triliun serta menyumbang 22,1 persen dari total penjualan bersih pada semester I/2020.