Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sempat Cetak Rekor, Harga Emas Nyungsep di Bawah US$2.000 per Ons

Harga emas dunia sudah mencetak penurunan harian lebih dari 2 persen dan sudah cukup untuk mengantarkan banderol dipatok di bawah level US$2.000 per troy ons.
Emas batangan./bloomberg
Emas batangan./bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas dunia mulai berbalik arah dan melanjutkan tren pelemahan. Harga emas kini terjerembab ke bawah level US$2.000 per troy ounce.

Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 15.00 WIB harga emas berjangka Comex turun 1,79 persen ke posisi US$2.003,20 per troy ounce. Sejam berselang, harga emas Comex untuk kontrak Desember 2020 menyentuh level US$1.006,30 per troy ounce atau turun 2,13 persen dibandingkan dengan penutupan sebelumna.

Sementara itu, harga emas di pasar spot juga turun 1,81 persen ke level US$1.990,56 per troy ounce. Level tersebut merupakan yang terendah dalam dua pekan terakhir.

Monex Investindo Futures dalam laporannya melansir pergerakan harga emas menguji level support di US$2015 per troy ounce. Melihat laju harga emas hingga pukul 15.00 WIB, harga emas sudah menembus level support. Pergerakan menembus level support atas berpotensi membuat laju harga melanjutkan koreksi.

Penurunan harga emas tidak terlepas dari respons pasar terhadap stimulus Amerika Serikat. Respons tersebut mendongkrak kinerja dolar AS yang sudah tertekan ke level terendah dalam dua tahun terakhir.

Presiden AS Donald Trump mengabarkan bahwa anggota kongres tinggi dari partai Demokrat AS, Nancy Pelosi dan Chuck Schumer, ingin bertemu dengan Trump dan membahas kesepakatan stimulus ekonomi bantuan corona. Dolar AS nampak menguat setelah kabar tersebut.

"Rebound dolar AS telah menekan turun harga emas. Harapan stimulus pasar terhadap stimulus AS untuk menopang perekonomian AS juga telah membebani harga emas," tulis Monex dalam laporannya yang dikutip Bisnis, Selasa (11/8/2020).

Tidak hanya itu, dolar mendapat sentimen positif dari perkembangan jumlah pasien baru yang terinfeksi virus corona (Covid-19). Jumlah pasien baru di Negeri Paman sam turun untuk pertama kalinya dan menjadi harapan bahwa AS sudah melewati fase paling kritis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rivki Maulana
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper