Bisnis.com, JAKARTA - Pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) berpotensi rebound pada perdagangan awal pekan ini. Menutup perdagangan Jumat (7/8/2020), IHSG melemah 0,66 persen ke level 5.143. Dalam sepekan terakhir indeks turun 0,11 persen.
Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani menjelaskan saat ini IHSG masih berada pada fase uptrend walaupun dalam sepekan sudah melemah. Pelemahan itu dinilai lebih dikarenakan koreksi pada awal pekan lalu karena investor mengantisipasi rilis data inflasi, produk domestik bruto (PDB), indeks manufaktur, cadangan devisa, dan laporan keuangan emiten.
"Secara teknikal masih ada potensi penguatan pada IHSG, support resisten pada level 5.013 - 5.310," kata Hendriko kepada Bisnis pada akhir pekan lalu.
Dia menunjukkan bahwa ke depan investor masih optimistis dengan prospek pemulihan ekonomi pascapandemi. Adapun, sentimen yang akan memengaruhi pergerakan indeks pada pekan ini adalah rilis data-data ekonomi seperti defisit neraca berjalan dan data penjualan ritel. Selain itu, indeks juga masih akan banyak dipengaruhi oleh rilis laporan keuangan kuartal II/2020 dari emiten.
Di sisi lain, Head of Research Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi menjelaskan bahwa secara teknikal IHSG bergerak terkonsolidasi dengan indikator Stokastik dan RSI yang terlihat menjenuh ke area dekat overbought. Kendati demikian, pergerakan indeks masih di jalur positif jangka menengah.
“Kami perkirakan IHSG berpotensi mengalami penguatan pada awal pekan dengan support resistance 5.106–5.210,” paparnya.
Reliance Sekuritas Indonesia merekomendasikan saham-saham yang masih dapat dicermati secara teknikal antara lain ACES, ANTM, BRPT, MAIN, RALS, SIMP, TOWR, dan WIKA.