Bisnis.com, JAKARTA - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka suspensi saham dua emiten farmasi pelat merah mulai hari ini, Senin (10/8/2020) setelah sempat menghentikan sementara perdagangan saham PT Kimia Farma Tbk. dan PT Indofarma Tbk. pada akhir pekan lalu.
Kepala Divisi Pengawasan Transaksi Lidia M. Panjaitan mengatakan suspensi atas perdagangan saham Kimia Farma dan Indofarma kembali dibuka mulai perdagangan hari ini di pasar reguler dan pasar tunai.
Keputusan tersebut dikeluarkan oleh otoritas pasar modal pada 7 Agustus 2020 atau selang sehari setelah suspensi dikeluarkan. Saham INAF dan KAEF mengalami peningkatan harga kumulatif yang signifikan, sehingga BEI perlu melakukan penghentian sementara perdagangan saham perseroan pada perdagangan 7 Agustus 2020, dalam rangka cooling down.
Dalam sebulan terakhir, saham INAF dan KAEF mencatatkan kenaikan di atas 150 persen. Saat ini, harga saham KAEF berada pada level Rp3.180, sedangkan INAF pada level Rp3.190.
Dalam sepekan terakhir, saham berkode KAEF dan INAF masuk ke dalam daftar saham dengan cuan tertinggi. Saham KAEF naik 41,33 persen sedangkan Indofarma 39,91 persen.
Sekretaris Perusahaan Kimia Farma Ganti Winarno menyatakan perseroan melihat pergerakan harga saham KAEF yang melejit terpengaruh oleh kinerja fundamental perseroan yang membaik sepanjang semester satu tahun ini.
“Secara performansi kinerja KAEF semester I tumbuh meskipun baru single-digit mengingat kondisi pandemi Covid-19 saat ini yang berdampak pada perekonomian, namun KAEF masih dapat menunjukkan kinerja positif atau tumbuh dibandingkan dengan tahun lalu,” jelas Ganti kepada Bisnis, Jumat (7/8/2020).
Sebagai gambaran, KAEF mencatatkan pertumbuhan pendapatan 3,6 persen secara tahunan menjadi Rp4,69 triliun. Dari situ, laba bersih perseroan juga meningkat tipis 1,72 persen secara tahunan menjadi Rp48,57 miliar pada paruh pertama tahun 2020.
Di lain pihak, Direktur Keuangan Indofarma Herry Triyatno mengatakan kinerja fundamental berpengaruh besar terhadap pergerakan saham INAF selama beberapa hari belakangan. Dia juga mengakui harga saham INAF meleset berkat sentimen vaksin Covid-19 yang tengah dikembangkan oleh induk, PT Bio Farma (Persero).
“Dari sisi kinerja, INAF mencatat laba di 2019 setelah merugi selama 3 tahun. Posisi kinerja Juni 2020 juga yoy (year on year) lebih baik dari Juni 2019. Minggu lalu INAF telah meluncurkan beberapa produk alat kesehatan. Hanya itu yang saya tahu, selebihnya keputusan investor,” jelas Herry kepada Bisnis, Jumat (7/8/2020).