Bisnis.com,JAKARTA — PT Hartadinata Abadi Tbk. siap mencuil keuntungan dari kemilau bisnis emas. Dengan mengandalkan emas batangan mulai dari Rp125.000, perusahaan berbasis di Kopo, Bandung, Jawa Barat, itu siap menantang para pendahulunya.
Ferriyady Hartadinata, Komisaris Utama Hartadinata Abadi mengawali bisnis perhiasan emas sejak 1989. Enam tahun berselang, dia memulai produksi perhiasan sendiri dengan kapasitas 625.000 gram per bulan sekaligus menjadi pabrik pertama perseroan.
Pada 1998, Ferriyady membuka gerai pertama dengan nama “ACC Gold Jewellery”. Pria kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat, itu mendirikan Hartadinata Abadi pada 2004 dengan mulai memproduksi dan mengusung penjualan produk utama perseroan di pasar perhiasan daerah Jawa Barat.
Hartadinata Abadi memutuskan untuk menghimpun dana segar dari pasar modal lewat penawaran umum perdana saham pada 2017. Perseroan menjual 1,10 miliar lembar saham dengan harga Rp300 per lembar dan meraup dana Rp331,57 miliar lewat initial public offering.
Emiten berkode saham HRTA itu mendirikan empat pabrik. Jaringan distribusi pasar domestik melalui ritel memiliki tiga merek yakni Aurum Collection Center (ACC), Claudia Perfect Jewellery, dan Celine Jewellery.
Adapun, rincian jumlah toko dan gerai yang dimiliki perseroan per 31 Desember 2019 yakni ACC 44 toko, Claudia Perfect Jewellery 3 gerai, dan Celine Jewellery 2 gerai.
Baca Juga
Produk yang ditawarkan oleh perseroan merupakan lini produk perhiasan emas yang meliputi kadar 30 persen, 37,5 persen, 75 persen, serta logam mulia. HRTA memadukan variasi dalam setiap lini produk perhiasan emas dengan logam mulia, batu mulia, dan atau berlian.
Teranyar, HRTA secara resmi meluncurkan logam mulia pada Jumat (7/8/2020). Perseroan mengklaim produk itu memiliki keunikan dari sisi gramasi yang ditawarkan ke masyarakat.
Chief Executive Officer Hartadinata Abadi Sandra Sunanto menjelaskan bahwa filosofi yang dibawa mulai dari kecil, mulai dari diri sendiri, dan mulai dari sekarang. HRTA ingin mengajak masyarakat untuk menabung emas.
Wujud dari filosofi itu, lanjut dia, HRTA membuat gramasi yang bisa dibeli masyarakat mulai dari 0,1 gram. Perseroan satu-satunya yang memiliki pecahan gramasi tersebut.
Menurut Sandra, sebelumnya menabung emas dianggap membutuhkan biaya yang besar karena emas cukup mahal. Namun, dengan adanya produk logam mulia berukuran kecil, investasi emas bisa dimulai bukan hanya dari nominal kecil, tetapi juga sejak usia dini.
“Kenapa 0,1 gram? harganya paling terjangkau kemudian dari 0,1 gram kami naikkan 0,25 gram, 0,5 gram, 1 gram, 2,5 gram, 5 gram, dan 10 gram. Hari ini kami meluncurkan 0,1 gram sampai 10 gram,” jelasnya.
Untuk harga, emas pecahan 0,1 gram dibanderol Rp125.000, 0,25 gram Rp291.000, 0,5 gram Rp568.000, 1 gram Rp1.070.000, 2,5 gram Rp2.600.000, dan 5 gram Rp5.002.00
Bila dibandingkan dengan emas Antam, ukuran terkecil mulai dari 0,5 gram yang dibanderol dengan harga kisaran Rp500.000. Artinya, ukuran yang ditawarkan HRTA lebih kecil.
Sandra mengatakan target kontribusi dari logam mulia sebesar 25 persen dari total pendapatan periode 2020 senilai Rp4 triliun. Dengan kata lain, kontribusi pendapatan dari logam mulia mencapai sekitar Rp1 triliun.