Bisnis.com, JAKARTA - - Produk investasi alternatif seperti efek beragun aset ternyata tidak kebal terhadap dampak pandemi virus corona (Covid-19). Dua produk kontrak investasi kolektif efek beragun aset atau KIK EBA mengalami tekanan seiring penurunan kinerja pada aset yang menjadi underlying.
KIK EBA Mandiri GIAA01 dan KIK EBA Mandiri JSMR01 mencatat penurunan pendapatan. KIK EBA Mandiri GIAA01 mencatat penurunan pendapatan investasi 56 persen menjadi Rp76,88 miliar dengan posisi rugi Rp1,06 miliar.
KIK EBA Mandiri GIAA01 merupakan produk KIK dengan underlying asset dari pendapatan tiket PT Garuda Indonesia Tbk. untuk enerbangan rute Jeddah dan Madinah berjangka 5 tahun. Pembayaran cicilan pokok produk ini bahkan sempat tertunda.
Sementara itu, KIK EBA Mandiri JSMR01 juga mencetak penurunan pendapatan investasi sebesar 60 persen dengan posisi laba Rp11,09 miliar. Underlying produk ini adalah pendapatan Jasa Marga untuk ruas Jagorawi.
Direktur Utama Danareksa Investment Management (DIM) Marsangap P. Tamba mengatakan kejadian pandemi ini memang menjadi pembelajaran bahwa risiko investasi itu nyata dan menjadi tantangan bagi penerbit maupun emiten untuk mitigasi risikonya.
"Investasi pasti ada risiko meski kecil, tapi karena adanya pandemi ini risiko yang minim itu saja bisa jadi meningkat," katanya kepada Bisnis, Selasa (4/8/2020).
Meskipun demikian dia menyatakan KIK-EBA sebenarnya masih aman dan bisa jadi pilihan bagi emiten untuk mencari pendanaan selagi mampu menyediakan underlying asset yang kokoh agar risiko dapat diminimalisasi.
“Kalau dia punya aset yang kualitasnya cukup tinggi, misalnya tagihan dengan predictability yang baik, ya bisa dikonversi jadi cash lewat sekuritisasi. Apalagi kalau kontrak pemerintah kan risikonya pasti rendah,” tutur Marsangap.
Di sisi lain, meski risikonya cenderung meningkat, Marsangap mengaku sejauh ini belum ada dampak langsung yang menerpa dua produk EBA kelolaan Danareksa, yakni EBA DBTN05A2 dengan underlying tagihan KPR Bank BTN dan EBA DIPP01 dengan aset dasar piutang Indonesia Power kepada PT PLN.
“Kebetulan kalau EBA kita itu menggunakan tagihan yang ada saat ini, jadi sudah dibukukan dan sejauh ini masih terus berjalan [pembayaran bunga dan pokok]. Kebanyakan tinggal sisa yang jatuh tempo juga,” ujarnya.