Bisnis.com, JAKARTA — Emiten perkapalan PT Buana Lintas Lautan Tbk. melaporkan pencapaian laba bersih tertinggi dalam sejarah perseroan sebesar US$32,2 juta pada semester I/2020.
Jumlah itu naik 231,95 persen dibandingkan dengan semester I/2019 sebesar US$9,7 juta. Emiten berkode saham BULL itu juga mencatatkan kenaikan pendapatan usaha sebesar US$98,0 juta pada semester I/2020 sedangkan tahun lalu hanya US$48,8 juta.
Sekretaris Perusahaan Buana Lintas Lautan Krisnanto Tedjaprawira mengatakan penguatan tersebut disebabkan oleh tiga faktor utama.
Pertama, rekor pertumbuhan armada tertinggi dengan 14 kapal tanker tambahan. Kedua, semua kapal tambahan adalah kapal tanker besar dengan margin lebih tinggi. Ketiga, peningkatan kontribusi dari operasional pasar internasional dengan margin lebih tinggi.
Selain itu, pada saat yang sama pendapatan Time Charter Equivalent (TCE) rata-rata untuk semua segmen tanker utama BULL meningkat karena diversifikasi BULL ke pasar internasional. Pada semester I/2019, sekitar 15 persen dari pendapatan TCE BULL berasal dari operasi internasional.
"Ini meningkat menjadi sekitar 35-40% di semester I/2020. Selain itu, di pasar kapal tanker internasional, tarif TCE untuk kapal tanker Long Range 2 (LR2) dan kapal tanker Handy-size meningkat sebesar 75,7 perse dan 33,6 persen," katanya dalam keterangan resmi pada Senin (3/8/2020).
Manajemen BULL, lanjutnya, optimistis kinerja perseroan pada semester II/2020 akan tetap meningkat daripada semester sebelumnya.
Pertumbuhan pendapatan usaha dan laba bersih akan ditopang oleh kapasitas efektif armada. Pasalnya, 8 kapal tanker besar yang diterima pada semester I/2020 akan sepenuhnya berkontribusi pada semester II/2020.
"Hal ini secara signifikan akan mendorong pertumbuhan efektif armada dari 1,9 juta DWT menjadi 2,3 juta DWT atau meningkat sebesar 21 persen. Selain dari itu, Perseroan berkeyakinan masih ada peluang untuk berkembang dan akan selalu memposisikan perseroan untuk mencapai kinerja lebih baik," katanya.
Krisnanto pun memperkirakan kapal-kapal yang harus melakukan pemeliharaan berkala yang tertunda sekarang harus melaksanakan pemeliharaan. Dengan demikian akan mengurangi kapasitas armada kapal tanker minyak dunia sebesar 7 sampai 10 persen selama beberapa bulan ke depan.
"Selama bulan Juni jumlah kapal yang masuk galangan kapal untuk pemeliharaan berkala (docking) meningkat 84 persen dibandingkan di bulan Mei, dan tren ini diperkirakan akan meningkat selama beberapa bulan ke depan karena lebih banyak galangan kapal akan mulai dibuka kembali," pungkasnya.