Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk. (Antam) terus mengalami kenaikan mencapai rekor tertinggi.
Berdasarkan informasi Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia Antam, harga emas Antam untuk cetakan 1 gram dibanderol harga Rp1.028.000 pada perdagangan hari ini, Sabtu (1/8/2020). Naik Rp12.000 pada perdagangan sebelumya, senilai Rp1.016.000.
Sementara itu, harga emas dengan satuan terkecil 0,5 gram mencapai Rp544.000 atau naik Rp6.000 secara harian. Lebih lanjut, untuk satuan 5 gram dihargai Rp4.920.000, 10 gram Rp9.775.000, dan 25 gram Rp24.312.000. Harga emas Antam ini berlaku di Butik Emas LM Antam Pulo Gadung, Jakarta.
Di sisi lain, harga jual kembali (buyback) emas Antam yang berdasarkan harga produk 1 gram tercatat tetap di level Rp926.000, meningkat Rp13.000. Harga jual kembali ini belum mempertimbangkan pajak jika nominalnya lebih dari Rp10 juta.
Berdasarkan PMK No 34/PMK.10/2017, penjualan kembali emas batangan ke PT Antam Tbk. dengan nominal lebih dari Rp 10 juta, dikenakan PPh 22 sebesar 1,5 persen (untuk pemegang NPWP dan 3 persen untuk non NPWP) .PPh 22 atas transaksi buyback dipotong langsung dari total nilai buyback.
Di pasar global, harga emas melonjak ke rekor baru, yakni kenaikan bulanan terbesar sejak 2016, karena didorong oleh pelemahan dolar AS dan iklim suku bunga rendah.
Baca Juga
Pada penutupan perdagangan Jumat (31/7/2020) waktu setempat, harga emas spot naik 0,98 persen atau 19,22 poin menjadi US$1.975,86 per troy ounce, setelah bergerak di rentang US$1.955,41 - US$1.983,36.
Harga emas spot juga ditutup di level tertinggi sepanjang masa, menembus rekor sebelumnya yang dicetak dua hari lalu di level US$1.970.
Harga naik 10 persen pada Juli 2020, peningkatan bulanan tertinggi sejak 2016. Sepanjang 2020, harga emas spot sudah melejit 30,22 persen.
Sementara itu, harga emas Comex kontrak Desember 2020 naik 0,97 persen atau 19,1 poin menuju US$1.985,9 per troy ounce. Harga sempat menyentuh level tertinggi di US$2.005,4.
Mengutip Bloomberg, harga emas melonjak ke rekor tertinggi baru didorong oleh pelemahan dolar dan suku bunga rendah.