Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Cetak Rekor, Saham Emiten Logam Mulia Ikut Berkilau

Pada perdagangan Senin (27/7/2020) saham emiten tambang emas berada di jajaran top gainers indeks harga saham gabungan (IHSG). Penguatan di pimpin oleh saham PT J Resources Asia Pasifik Tbk. (PSAB) yang berhasil naik 19,47 persen ke level Rp270 per saham.
Emas batangan cetakan PT Aneka Tambang Tbk. Harga emas 24 karat Antam dalam sepekan terakhir mengalami lonjakan hingga menyentuh hampir Rp1 juta per gram./logammulia.com
Emas batangan cetakan PT Aneka Tambang Tbk. Harga emas 24 karat Antam dalam sepekan terakhir mengalami lonjakan hingga menyentuh hampir Rp1 juta per gram./logammulia.com

Bisnis.com, JAKARTA - Saham emiten tambang emas berhasil memanfaatkan momentum bergerak menguat, tersulut penguatan harga emas yang berhasil mencetak rekor harga baru sepanjang sejarah.

Pada perdagangan Senin (27/7/2020) saham emiten tambang emas berada di jajaran top gainers indeks harga saham gabungan (IHSG). Penguatan dipimpin oleh saham PT J Resources Asia Pasifik Tbk. (PSAB) yang berhasil naik 19,47 persen ke level Rp270 per saham.

Saham PT Wilton Makmur Indonesia Tbk. (SQMI) mengekor dengan bergerak menguat hingga 11,34 persen ke level Rp216 per saham.

Kenaikan dilanjutkan oleh saham PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA). Saham yang baru bergabung ke dalam indeks LQ45 itu berhasil naik 8,45 persen ke level Rp1.860 per saham. Kemudian, saham PT United Tractors Tbk. (UNTR) naik 7,97 persen ke level Rp21.000 per saham

Tidak kalah, saham tambang emas pelat merah, PT Aneka Tambang Tbk., (ANTM) juga berhasil menguat 5,84 persen ke level Rp725 per saham.

Sementara itu, secara umum sentimen kenaikan harga emas juga telah memicu kenaikan bagi saham-saham emiten tambang logam. Saham PT Timah Tbk., berhasil tersulut naik 6,62 persen ke level Rp725 per saham dan saham PT Vale Indonesia Tbk. (VALE) juga menguat 5,79 persen ke level Rp3.470 per saham.

Untuk diketahui, Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Senin (27/7/2020) hingga pukul 15.10 WIB harga emas untuk pasar spot bergerak menguat 1,73 persen ke level US$1.934,85 per troy ounce. Level tersebut menembus level tertinggi emas spot sepanjang sejarah US$1.911 per troy ounce pada 2011.

Bahkan, harga emas pasar spot sempat berhasil menembus level US$1.944 per trou ounce dan telah reli selama sembilan hari perdagangan berturut-turut.

Sementara itu, harga emas berjangka untuk kontrak Desember 2020 di bursa Comex meroket 1,7 persen ke level US$1.958 per troy ounce.

Harga emas cetakan ANTM atau emas Antam dengan ukuran 1 gram juga berhasil mencetak rekor sepanjang sejarah, yaitu berada di posisi Rp997.000 per gram naik Rp8.000 per gram dari posisi perdagangan sebelumnya.

Analis NH Korindo Meilki Darmawan mengatakan bahwa pihaknya mempertahankan rekomendasi beli terhadap saham ANTM didukung oleh kenaikan harga emas tahun ini dan rencama ekspansi perseroan ke Uni Eropa.

Kendati demikian, Meilki memangkas target price ANTM ke level Rp850 per saham seiring dengan kinerja perseroan pada kuartal I/2020 yang mencatatkan rugi bersih Rp282 miliar.

“Kami juga pangkas estimasi kinerja-kinerja ANTM dengan mempertimbangkan kondisi pandemi Covid-19 yang akan menurunkan performa emiten itu dan tingginya beban keuangan pada 2020,” ujar Meilki seperti dikutip dari publikasi risetnya, Senin (27/7/2020).

Sementara itu, Analis Korea Investment Sekuritas Indonesia Edward Tanuwijaya juga mempertahankan rekomendasi beli terhadap saham MDKA di tengah tren kenaikan harga emas.

Namun, Edward mengubah estimasi target pricenya menjadi Rp2.050 per saham dari proyeksi sebelumnya sebesar Rp1.700 per saham.

“Lonjakan harga akan menjadi sinyal baik bagi pendapatan MDKA pada kuartal II/2020. Kami memperkirakan pendapatan semester I/2020 MDKA sebesar US$195juta. Kami juga ekspektasi margin laba sedikit lebih baik pada kuartal II/2020 yang akan membawa laba bersih semester I/2020 menjadi US$30juta,” ujar Edward seperti dikutip dari publikasi risetnya, Senin (27/7/2020).

Di sisi lain, Vice President Research Artha Sekuritas Frederik Rasali menilai penguatan yang terjadi terhadap harga-harga saham emiten emas hanya akan bertahan untuk sementara karena penguatan emas saat ini bersifat fluktuatif merespon tensi global yang tinggi.

“Rekomendasi saya netral karena peningkatan emas sifatnya fluktuatif dan cenderung pada saat tensi global tinggi. Namun, bila nanti kondisi sudah mereda, harga pasti akan kembali normal,” ujar Frederik kepada Bisnis, Senin (27/7/2020).

Sementara itu, Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan bahwa penguatan saham-saham emiten emas yang terpicu oleh kenaikan harga emas telah membantu IHSG untuk bergerak menguat.

Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan Senin (27/7/2020) IHSG ditutup di level 5.116,66, menguat 33,67 poin atau 0,66 persen.

“Secara garis besar, IHSG menguat sebab market sangat mengapresiasi kenaikan harga emas dunia. Di sisi lain, market juga menyambut a new normal era,” ujar Nafan kepada Bisnis, Senin (27/7/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper