Bisnis.com, JAKARTA - Kurs rupiah menyentuh posisi Rp14.655 per dolar AS berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, Rabu (22/7/2020).
Data yang diterbitkan Bank Indonesia pagi ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.655 per dolar AS, menguat 158 poin atau 1,06 persen dari posisi Rp14.813 pada Selasa (21/7/2020).
Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg, rupiah bertengger di posisi Rp14.640 per dolar AS pada pukul 10.20 WIB, menguat 101 poin atau 0,69 persen dari posisi penutupan kemarin di level Rp14.750 per dolar AS.
Kenaikan rupiah menjadi yang terbesar di Asia pada hari ini.Menyusul di belakang Indonesia adalah mata uang Won Korea Selatan yang menguat 0,36 persen dan dolar Taiwan dengan kenaikan 0,34 persen
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi.mengatakan, pada perdagangan hari ini kemungkinan rupiah akan ditutup menguat tipis di level Rp14.700 - Rp14.800.
Menurutnya, pasar merespons positif, setelah negara-negara Eropa menyetujui paket penyelamatan ekonomi dari pandemi Covid-19. Kesepakatan Uni Eropa, yang dicapai pada pagi hari kelima, memberikan dana pemulihan 750 miliar euro (677,91 miliar pound) yang menurut Presiden Prancis Emmanuel Macron dapat memenuhi tantangan krisis akibat virus.
Baca Juga
Selain itu, ada kabar positif dari Pfizer dan BioNTech yang melaporkan data awal positif seputar vaksin anti-corona yang mereka kembangkan. Kandidat vaksin lainnya berasal dari Universitas Oxford dan AstraZeneca yang juga menunjukkan respons imunitas yang positif dalam uji coba awal.
Virus berbahaya pemicu Covid-19 ini telah menjangkiti lebih dari 14,7 juta orang di seluruh dunia dan membunuh 609.000 di antaranya, sehingga menambah optimisme pasar bahwa pandemi virus corona akan bisa ditemukan.
Di sisi lain, Kongres AS bersiap untuk menghadapi usulan RUU stimulus yang diusulkan pemerintah. Presiden AS Donald Trump menandatangani upaya untuk mencari tambahan US$1 triliun dalam bantuan ekonomi akibat virus.
Dari dalam negeri, pemerintah Indonesia optimistis pertumbuhan ekonomi akan membaik setelah data manufaktur Indonesia di Juni lebih baik dibandingkan ekspektasi para analis.
Hal ini cukup menggembirakan untuk pasar dan mengindikasikan pemulihan ekonomi. Selain itu, Indonesia sudah bekerja sama dengan China untuk mengembangkan obat penawar virus corona.
Secara bersamaan Bank Indonesia sedikit lebih tenang setelah data ekonomi global condong positif. Hal ini bisa menstabilkan mata uang garuda di akhir bulan ini walaupun berpeluang menyentuh angka psikologis di Rp15.000 per dolar AS.