Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham BUMN Farmasi Melejit, Terpantik Uji Coba Vaksin Covid-19

Saham Kimia Farma (KAEF) dan Indofarma (INAF) melejit 24 persen di sesi pertama perdagangan hari ini, Selasa (21/7/2020).
Ilustrasi vaksin Covid-19./Antara
Ilustrasi vaksin Covid-19./Antara

Bisnis.com,JAKARTA— Kedatangan vaksin Covid-19 dari Sinovac, China, menjadi suntikan tenaga bagi dua anak usaha Holding BUMN Farmasi. Rencana distribusi oleh PT Indofarma Tbk. dan PT Kimia Farma Tbk. diprediksi akan mengungkit kinerja keuangan perseroan.

Berdasarkan data Bloomberg, harga saham Indofarma dan Kimia Farma langsung tancap gas sejak awal perdagangan Selasa (21/7/2020). Indofarma dibuka menguat 15 poin serta Kimia Farma menguat 25 poin.

Sampai dengan akhir sesi pertama Selasa (21/7/2020), saham Indofarma menguat 24,90 persen atau 300 poin ke level Rp1.505. Kimia Farma tidak ketinggalan dengan menguat 24,36 persen atau 335 poin ke level Rp1.710.Kenaikan duah saham BUMN farmasi ini turut mengantarkan indeks harga saham gabungan (IHSG) menembus level 5.100

Indofarma dan Kimia Farma juga mampu menghasilkan return positif sepanjang periode berjalan 2020. Laju keduanya menguat masing-masing 72,99 persen dan 36,80 persen secara year to date.

Induk Holding BUMN Farmasi, PT Bio Farma (Persero), kini tengah bekerja sama dengan Sinovac Biotech Ltd untuk pengembangan vaksin Covid-19. Sebagai tahap awal uji klinis tahap 3, Bio Farma melaporan sebanyak 2.400 vaksin sudah tiba pada 19 Juli 2020.

Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio mengatakan rencana distribusi vaksin Covid-19 oleh INAF dan KAEF mendapat respons dari investor. Hal itu tercermin dari pergerakan harga saham keduanya pada sesi pertama Selasa (21/7/2020).

“Karena ini adalah pandemi global maka dengan menjadi distributor resmi vaksin Covid-19 akan berdampak positif terhadap laba perusahaan,” jelasnya.

Frankie menjelaskan bahwa saham INAF dan KAEF memiliki performa yang cemerlang selama masa pandemi. Kondisi itu seiring dengan permintaan vitamin dan obat-obatan yang meningkat.

“Hanya saja memang secara valuasinya sudah agak mahal meskipun memiliki prospek yang cukup baik,” imbuhnya.

Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani menilai ada potensi kedua emiten akan membukukan kenaikan pendapatan dan laba dari hasil distribusi vaksin. Pasalnya, vaksin itu menjadi obat yang ditunggu oleh masyarakat dan memiliki permintaan besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper