Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Eropa berhasil mengakhiri pergerakannya di posisi lebih tinggi pada perdagangan Senin (20/7/2020), didorong ekspektasi tentang vaksin Covid-19 dan tercapainya kesepakatan paket stimulus ekonomi untuk kawasan ini.
Pergerakan indeks Stoxx Europe 600, yang mewakili saham perusahaan-perusahaan di 17 negara kawasan Eropa, ditutup di level 375,51 dengan penguatan 2,80 poin atau 0,75 persen.
Saham AstraZeneca Plc. naik 1,5 persen setelah vaksin virus Corona yang dikembangkan University of Oxford dengan Astra menunjukkan hasil menjanjikan dalam pengujian awal terhadap manusia.
Saham di seluruh wilayah Benua Biru tetap bergerak dalam kisaran sempit sejak mencapai level tertinggi pada awal Juni. Level itu diuji secara singkat pekan lalu, setelah rebound bertahap yang didorong oleh kinerja unggul dalam saham bahan kimia, pertambangan, dan teknologi.
Dengan Eropa memasuki puncak rilis laporan laba pertengahan tahun, serangkaian data pra-rilis yang mengalahkan ekspektasi analis telah mengisyaratkan kemajuan dalam kebangkitan ekonomi kawasan ini.
“Pasar telah memperhitungkan beberapa bentuk kesepakatan tentang rencana stimulus pemulihan Uni Eropa pada Senin,” kata analis CMC Markets, David Madden.
Baca Juga
“Bagaimanapun, komponen bantuan berbasis pinjaman yang lebih besar, di atas beban utang Eropa Selatan yang sudah tinggi, dapat disamakan dengan 'satu langkah maju, dua langkah mundur,'”, tambahnya, dilansir dari Bloomberg.
Di antara indeks saham utama penopang Stoxx pada Senin adalah indeks CAC 40 Prancis (+0,47 persen), FTSE MIB Italia (+0,99 persen), dan DAX Jerman (+0,99 persen).
Sementara itu, saham Unione di Banche Italiane S.p.A. memimpin penguatan saham dengan kenaikan 14,01 persen, disusul saham Indutrade AB dan CD Projekt S.A. yang masing-masing menguat 7,79 persen dan 5,96 persen.
Saham UBI SpA mencatat kenaikan terbesar di antara saham Eropa menyusul tawaran pengambilalihan yang lebih baik dari Intesa Sanpaolo SpA pada Jumat (17/7/2020).
Sebaliknya, saham Julius Baer Group Ltd. turun 3 persen setelah membukukan hasil yang menunjukkan perlambatan menjelang akhir kuartal kedua.