Bisnis.com, JAKARTA – Upaya pemerintah untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur di tengah pandemi virus corona akan menjadi berkah bagi emiten-emiten di sektor konstruksi.
Analis Sinarmas Sekuritas, Kharel Devin Fielim dalam risetnya pada Kamis (16/7/2020), mengatakan, prospek emiten di sektor konstruksi cukup potensial. Salah satu faktor pendukungnya adalah upaya pemerintah untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur.
Komitmen pemerintah juga terlihat dari dana bantuan yang diberikan pemerintah melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) kepada sejumlah BUMN karya seperti PT Hutama Karya yang mendapat Rp2,3 triliun, PT Waskita Karya Tbk (Rp3,4 triliun), PT Wijaya Karya Tbk (Rp1,2 triliun), dan PT Jasa Marga Tbk (Rp5,3 triliun).
“Selain itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) juga telah merencanakan tender untuk 10 ruas jalan tol pada Juli – Agustus 2020. Lelang ini diperkirakan dapat mendorong nilai kontrk baru yang dikantongi emiten konstruksi agar mencapai target,” katanya dikutip dari riset tersebut.
Lebih lanjut, Kharel mengatakan pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang tengah berlangsung juga akan menjadi momentum positif untuk pemulihan sektor konstruksi. Pasalnya, perusahaan dapat kembali melanjutkan pengerjaan proyek yang tertunda serta mengikuti tender guna meraup nilai kontrak baru yang lebih tinggi.
Di sisi lain, sektor konstruksi juga masih menjadi tumpuan utama pemerintah untuk menurunkan angka pengangguran. Dalam rentang tahun 2017 hingga 2019, sektor konstruksi menyerap sebanyak 127,6 juta tenaga kerja. Kharel memperkirakan sektor ini akan menyerap 9,6 juta tenaga kerja Indonesia pada 2021 hingga 2025 mendatang.
Baca Juga
Adapun, sejak pandemi virus corona terjadi, valuasi price to earning ratio emiten konstruksi telah anjlok sebesar 35 persen hingga 45 persen. Hal ini memunculkan peluang bagi investor untuk mendapatkan return yang cukup baik.
Kharel merekomendasikan saham-saham BUMN karya dengan posisi neraca keuangan yang sehat dan tingkat solvabilitas yang tinggi. Ia menyematkan rekomendasi beli untuk saham WEGE, WIKA, dan PTPP. Sementara itu, saham ADHI dan WSKT direkomendasikan untuk netral.