Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Segmen Hotel Surya Semesta Internusa (SSIA) Mulai Pulih

Selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) manajemen memutuskan untuk menghentikan operasional segmen hotel sejak April.
Banyan Tree Ungasan Resort/suryainternusa.com
Banyan Tree Ungasan Resort/suryainternusa.com

Bisnis.com, JAKARTA -- Segmen perhotelan PT Surya Semesta Internusa Tbk. mulai pulih sejak kembaki dibuka pada Juni.

Sebagaimana diketahui, selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) manajemen memutuskan untuk menghentikan operasional segmen hotel sejak April. Investor Relation Surya Semesta Internusa Erlin Budiman mengatakan kondisi itu kini mulai pulih sejak kenormalan baru mulai ditetapkan.

Meski tidak memberikan angka detil mengenai okupansi kamar, Erlin mengatakan sudah ada perbaikan dibandingkan ketika saat operasional ditutup.

"Sebelumnya hotel kami tutup kemudian pada bulan Juni sudah buka. Namun, belum kembali normal okupansi kamar hanya saja ada peningkatan dari minggu ke minggu," katanya kepada Bisnis pada Rabu (15/7/2020).

Menurutnya secara perlahan kamar-kamar hotel mulai terisi. Sebagai informasi, emiten berkode saham SSIA itu memiliki 3 jaringan hotel yakni Hotel Melia, Batiqa dan Banyan Tree Ungasan.

Dari ketiga jaringan hotel itu, Erlin mengatakan Batiqa cabang Pekanbaru dan Palembang memiliki perkembangan yang cukup baik.

Berdasarkan data perseroan unit bisnis perhotelan SSIA membukukan pendapatan sebesar Rp142,9 miliar kuartal I/2020 turun 15,1 persen dibandingkan dengan tahun lalu Rp168,2 miliar. Sekitar 69,8 persen dari total pendapatan perhotelan dihasilkan oleh Gran Melia Jakarta (GMJ) dan Melia Bali hotel (MBH).

Tingkat hunian GMJ untuk kuartal I/2020 berada di 22,7 persen dari 43,8 persen di kuartal I/2019. Selagi tarif kamar rata-rata untuk kuartal pertama 2020 adalah sekitar US$95,8 dari US$89,6. Sementara tingkat hunian MBH di kuartal I/2020 di 58,9 persen menurun dari 69,1 persen. Namun, MBH berhasil meningkatkan ARR menjadi US$113,1 di kuartal I/2020 dari US$105,2 di kuartal I/2019.

Perseroan mengaku telah melihat tingkat okupansi hotel turun secara signifikan dan menutup beberapa hotel bintang lima. Terutama sejak akhir Maret dan awal April hingga perkiraan akhir Mei 2020.

Hal itu pun diyakini akan memberikan kontraksi sekitar 50-60 persen terhadap pendapatan perhotelan untuk periode kuartal II/2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper