Bisnis.com, JAKARTA – Emiten properti PT Surya Semesta Internusa Tbk. menyiapkan tujuh strategi untuk meredam dampak pandemi Covid-19 terhadap kinerja perseroan.
Strategi yang disiapkan antara lain manajemen kas dan likuiditas yang lebih kuat. Hal itu termasuk mengurangi pengeluaran yang tidak terlalu penting.Perseroan juga akan melakukan stress test pada proyeksi arus kas secara keseluruhan. Emiten bersandi saham SSIA itu juga meninjau kembali perencanaan keuangan secara group.
“[Kami] Akan meminta relaksasi pinjaman dari kreditur untuk memitigasi risiko likuiditas,” sebut manajemen dalam keterangan resminya pada Senin (15/6/2m020).
Menurutnya pada saat ini Mandiri dan BCA telah menyetujui untuk memberikan grace period 6- 12 bulan untuk cicilan pokok termasuk memperpanjang tenor pinjaman serta melakukan penurunan suku bunga. Selain itu, SSIA juga sedang meminta relaksasi kepada International Finance Corporation (IFC).
Adapun strategi keenam dan ketujuh adalah menyesuaikan aktivitas operasi termasuk mengurangi kegiatan operasional di unit usaha perhotelan dan mempersiapkan strategi apabila situasi kembali normal.
Perseroan memperkirakan bakal ada koreksi kinerja pendapatan dan laba bersih kurang dari 25 persen pada rentang waktu April 2019 ke April 2020. Penurunan kinerja utamanya disebabkan oleh pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Baca Juga
Head of Investor Relation SSIA Erlin Budiman mengatakan SSIA harus menutup sementara jaringan hotel di Jakarta dan Bali. Segmen usaha Perhotelan mengalami penutupan sebagian aktivitas operasional, yaitu Gran Melia Hotel di Jakarta tutup operasional sejak akhir Maret 2020 dan mulai buka bertahap sejak Juni 2020.
“Melia Bali Hotel tidak menerima new booking selama April – Mei 2020, Banyan Tree Ungasan Resort mulai April 2020 hanya beroperasi dengan 5 villa,” ujar Erlin.