Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sempat Menguat, Bursa Asia Ditutup Berbalik Melemah

Indeks Kospi Korea Selatan menjadi pasar dengan koreksi terdalam di Asia dengan 1,09 persen. Penurunan indeks Kospi dipimpin saham Samsung Electronics dan Hyandai Motor.
Bursa Saham Korea Selatan./ Seong Joon Cho - Bloomberg
Bursa Saham Korea Selatan./ Seong Joon Cho - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Mayoritas pasar saham di  Asia menutup perdagangan Selasa (7/7/2020) di zona merah setelah sempat dibuka menguat pada pembukaan. 

DIlansir dari Bloomberg pada Selasa (7/7/2020), indeks Kospi Korea Selatan menjadi pasar dengan koreksi terdalam di Asia dengan 1,09 persen ke level 2.164,17. Menyusul di belakangnya adalah Hang Seng Hong Kong yang turun 0,92 persen di 26.097,24. 

Dilansir dari Yonhap, indeks Kospi berbalik turun karena investor semakin cemas terhadap perkembangan kasus baru Covid-19 di Amerika Serikat. Hal itu cukup untuk memupus ekspektasi terhadap pemulihan ekonomi pasca kebijakan lockdown.

Penurunan indeks Kospi dipimpin saham Samsung Electronics yang anjlok 2,91 persen. Kemudian disusul saham Hyundai Motor Co yang juga amblas 2,27 persen. 

Hal serupa juga terjadi pada bursa Topix Jepang Korea Selatan yang ambles 0,34 persen pada level 1.571,17. Sementara itu, indeks S&P/ASX 200 Australia yang pagi tadi menguat akhirnya terkoreksi tipis 0,03 persen di 6.012,90.

Kinerja positif dicapai oleh indeks Shanghai Composite China. Setelah menguat lebih dari 5 persen kemarin, pasar China menutup perdagangan hari ini dengan kenaikan tipis 0,41 persen di level 3.346,45

Perdagangan pada hari ini ditopang oleh kepercayaan diri investor yang turut menekan sentimen virus corona. Selain itu, lonjakan signifikan di bursa China turut mendorong terjadinya reli positif pasar global pada Senin kemarin.

Selain itu, optimisme investor turut didorong oleh harapan pemulihan ekonomi dari banjir stimulus yang dikeluarkan  pemerintah dan bank sentral di dunia. Mereka juga tengah bersiap menghadapi musim laporan pendapatan.

Co-Chief Executive Officer di Essex Investment Management.Nancy Prial mengatakan,investor melihat kondisi buruk perekonomian AS yang saat ini tengah terjadi tidak seburuk pada periode Maret - April 2020 lalu.

"Para pelaku pasar mulai merasakan bahwa kita akan melihat hasil yang lebih baik dari perkiraan sebelumnya dari perusahaan-perusahaan di berbagai bidang," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper