Bisnis.com, JAKARTA – Pasar saham India bergerak naik-turun seiring dengan lonjakan kasus positif virus corona. Investor juga mempertimbangkan prospek pemulihan ekonomi serta risiko pasar yang ada.
Berdasarkan laporan dari Bloomberg pada Selasa (7/7/2020), indeks S&P BSE Sensex terpantau turun 0,47 persen ke posisi 36.314,24 waktu Mumbai, India. Hasil negatif juga terjadi pada indeks Nifty 50 yang terkoreksi 0,52 persen.
Sebanyak 11 dari 19 indeks subsektor yang dikumpulkan oleh BSE Ltd mengalami penurunan yang mayoritas dimotori oleh pergerakan saham sektor utilitas.
HDFC Bank Ltd menjadi salah satu saham pemberat indeks hari ini dengan penurunan 0,2 persen diikuti oleh Power Grid Corp of India Ltd. yang melorot 2,2 persen. Sementara itu, Infosys Ltd. mengalami kenaikan 2,4 persen.
Pergerakan bursa India saat ini hampir menembus rerata pergerakan harian pasar selama 200 hari. Indeks Sensex yang diperdagangkan pada level tertinggi sejak Maret 2020 lalu ditopang oleh optimisme investor terhadap pemulihan ekonomi dari lockdown akibat virus corona.
Meski demikian, lonjakan kasus positif virus corona di India juga menjadi penghambat reli positif. Saat ini, India menempati peringkat ketiga dalam daftar negara dengan kasus positif virus corona terbanyak.
Analis Independen Rajat Bose mengatakan, reli kenaikan pasar India telah berlangsung terlalu lama dari perkiraan.
"Bila pasar menembus rerata pergerakan harian (moving average) 200 hari, hal tersebut dapat menjadi sinyal untuk menarik uang dari bursa India," jelasnya.