Bisnis.com, JAKARTA – PT Pradiksi Gunatama Tbk. mengumumkan pelaksanaan Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO) pada Selasa (7/7/2020).
Emiten berkode saham PGUN tersebut Perseroan menawarkan 900 juta lembar saham baru atau 18 persen dari jumlah seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO.
Direktur Keuangan dan Administrasi PGUN Tamlikho mengatakan, harga penawaran perdana perusahaan di banderol senilai Rp115. Dengan demikian, Pradiksi Gunatama akan mendapatkan dana segar sebanyak Rp103,5 miliar.
Dia melanjutkan, dana hasil IPO setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan Perseroan untuk belanja modal seperti membuka lahan dan tanaman baru, pengembangan dermaga (jetty), pembangunan berupa pengerasan jalan.
Dana tersebut juga nantinya akan digunakan untuk membangun fasilitas perumahan karyawan dan sisanya akan digunakan sebagai modal kerja Perseroan.
Dalam aksi korporasi ini, emiten yang berdiri sejak tahun 1995 menunjuk Penjamin Pelaksana Emisi Efek yakni PT Investindo Nusantara Sekuritas serta 2 perusahaan Penjamin Emisi Efek yakni PT Panin Sekuritas Tbk dan PT Panca Global Sekuritas. Adapun pada hari ini, IPO PGUN dilakukan bersamaan dengan satu emiten lainnya, yakni PT Boston Furniture Industries Tbk (SOFA).
Pradiksi saat ini juga menjalankan usaha perkebunan kelapa sawit mencakup usaha perkebunan mulai dari kegiatan pengolahan, penyemaian, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, dan pemanenan buah kelapa sawit. Adapun, kegiatan usaha penunjang yang dimiliki yakni konstruksi gedung industri serta aktivitas pelayanan kepelabuhanan laut
Perseroan memiliki perkebunan sawit seluas 22.586 hektare (Ha) yang berlokasi di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur. Luas area tanam 12.869 Ha dengan tanaman yang telah menghasilkan seluas 11.669 Ha, tanaman belum menghasilkan 1.200 ha, tidak dapat ditanam 3.725 Ha, dan yang masih dapat dikembangkan 5.993 Ha.
Adapun, perseroan telah memiliki pabrik kelapa sawit (PKS) yang telah beroperasi sejak Agustus 2019. Kapasitas yang dimiliki sebesar 60 ton perjam dan dapat ditingkatkan menjadi 90 ton perjam atau setara sekitar kurang lebih 100.000 ton MKS per tahun.