Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah Brent berhasil naik pada perdagangan di Asia pagi ini, Senin (6/7/2020), kendati meningkatnya jumlah kasus infeksi Covid-19 di seluruh dunia menghantui prospek permintaan.
Berdasarkan data Bloomberg, minyak acuan global Brent untuk kontrak September menguat 0,6 persen ke level US$43,06 per barel di ICE Futures Europe exchange pukul 8.54 pagi waktu Sydney, setelah mencatat kenaikan 4,3 persen sepanjang pekan lalu.
Penguatan Brent didorong oleh rilis data tenaga kerja Amerika Serikat yang menunjukkan peningkatan payroll sebanyak 4,8 juta pada Juni 2020, sedangkan data untuk bulan sebelumnya direvisi lebih tinggi.
Selain itu, penurunan yang lebih besar dari perkiraan dalam stok minyak mentah AS pekan lalu berikut anjloknya output dari sejumlah produsen OPEC mengarah pada pengetatan pasokan.
Meski demikian, bertambahnya jumlah kasus baru Covid-19 di AS telah mendorong angka kasus Covid-19 global melampaui 11,3 juta.
Harga minyak masih terperangkap dalam kisaran US$40 karena melonjaknya jumlah kasus baru virus mematikan tersebut di seluruh dunia, termasuk AS dan India, meningkatkan kekhawatiran atas pukulan berkepanjangan terhadap permintaan kendati pasokan tampak lebih ketat.
Baca Juga
Pekan lalu, Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan para produsen belum memutuskan apakah akan memperpanjang pengurangan produksi setelah Juli, atau mengurangi ke tingkat yang direncanakan awal sebesar 7,7 juta barel.
Tenggelamnya keuntungan kilang bahkan ketika harga minyak telah pulih dari kemerosotannya juga menunjukkan dampak terhadap permintaan yang membuat harga produk lebih rendah.