Bisnis.com, JAKARTA – Emiten daur ulang sampah botol plastik PT Inocycle Technology Group Tbk (INOV) berhasil meraih sertifikasi sustainability yang diberikan oleh The Planet Mark, sebuah program sertifikasi terhadap komitmen pengembangan yang berkelanjutan menuju bisnis keberlanjutan.
Kriteria sertifikasi tersebut meliputi aspek-aspek ESG yaitu Environment (Lingkungan), Social (Sosial), dan Governance (Tata Kelola Perusahaan), yang mana ketiga aspek ini menjadi standar bagi investor dengan fokus keberlanjutan dalam menentukan investasi.
Direktur Inocycle Technology Group Victor Choi menyampaikan bahwa penting bagi perseroan untuk mendapatkan sertifikasi tersebut yang dikarenakan hal ini dapat menunjukkan komitmen untuk menjalankan bisnis sesuai aspek-aspek ESG.
“Dengan diraihnya sertifikasi ini, INOV akan terus berupaya menerapkan aspek-aspek ESG guna mewujudkan nilai-nilai yang berkelanjutan,” ungkapnya melalui siaran pers, Kamis (2/7/2020).
Baginya, bisnis inti Inocycle yang bergerak dalam bisnis daur ulang sampah botol plastik (PET) dengan tujuan menciptakan nilai ekonomi dari sampah tersebut sekaligus mengurangi pencemaran lingkungan, dapat dilihat sebagai aksi nyata penerapan komitmen dalam aspek lingkungan.
Karena bergerak dalam bisnis daur ulang sampah botol plastik, Inocycle berusaha menghapus label Indonesia sebagai penyumbang sampah ke laut terbesar di dunia. Salah satu upaya perseroan dalam mewujudkan tujuan tersebut adalah melalui aplikasi Plasticpay.
“Plasticpay diciptakan untuk merubah pola pikir bahwa botol plastik yang telah dipakai bukanlah sampah, melainkan produk yang dapat diperpanjang fungsinya. Selain merubah pola pikir, Plasticpay juga diharapkan dapat mengamankan rantai pasok sampah botol plastik sebagai bahan baku Re-PSF (Recycled Polyester Staple Fiber),” pungkas Victor.
Sebagai catatan, pada kuartal pertama tahun ini, perseroan berhasil mencatatkan pendapatan yang meningkat sebesar 21 persen secara tahunan menjadi Rp133,63 miliar. Meningkatnya kesadaran akan kelestarian lingkungan dan tren penggunaan bahan daur ulang dalam gaya hidup dipercaya mendorong penjualan perseroan pada periode tersebut.
Meskipun Inocycle berhasil meraih peningkatan volume penjualan, namun perseroan harus menelan rugi tahun berjalan sebesar Rp31,19 miliar akibat tekanan dari harga global yang akhirnya membuahkan kerugian selisih kurs mata uang asing.