Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyek Berlanjut, PTPP Bidik Pendapatan Rp20 Triliun

Sampai dengan Mei 2020 PTPP meraup kontrak baru Rp7,5 triliun dengan tota kontrak dihadapi Rp64 triliun. Perseroan yakin kinerja akan mulih karena pengakhiran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) membuat proyek yang sempat tertunda kembali dilanjutkan.
Pekerja beraktifitas di dekat logo PT PP Properti Tbk. di Depok, Jawa Barat, Sabtu (9/5/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Pekerja beraktifitas di dekat logo PT PP Properti Tbk. di Depok, Jawa Barat, Sabtu (9/5/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. atau PT PP menargetkan pendapatan pada tahun ini dapat mencapai sekitar Rp20 triliun.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT PP Agus Purbianto menyatakan bahwa sampai dengan Mei perseroan mengantongi kontrak baru sekitar Rp7,5 triliun.

Dengan tambahan kontrak baru tersebut, perseroan kini memiliki kontrak dihadapi atau order book sebesar Rp60 triliun. Sepertiga dari nilai kontrak tersebut ditargetkan dapat rampung dan dibukukan sebagai pendapatan pada tahun ini.

“Posisi total order book hingga Mei 2020 mencapai sekitar Rp64 triliun, dan perkiraan kami, yang dapat dibukukan menjadi pendapatan tahun ini adalah sebesar Rp20 triliun,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (2/7/2020).

Dia menyatakan bahwa sejumlah proyek yang dihentikan selama implementasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mulai aktif kembali mulai pertengahan Juni.

Dia menegaskan bahwa Pengerjaan proyek dilakukan dengan mengedepankan protokol Covid-19. Secara umum dia optimistis pengerjaan proyek di era kenormalan baru akan lebih baik dibandingkan periode sebelumnya.

“Kami perkirakan progres akan lebih baik di era New Normal dibandingkan pada masa PSBB,” ujarnya.

Dia menjelaskan sepanjang Januari—Mei, perolehan kontrak perseroan terdiri dari proyek gedung senilai Rp330 miliar, jalan dan jembatan senilai Rp413 miliar, dan sumber daya air senilai Rp1,47 triliun.

Selain itu, kontrak baru dikontribusi oleh proyek minyak dan gas senilai Rp1,09 triliun dan proyek pembangkit listrik senilai Rp959 miliar. Terakhir, kontribusi dari proyek lainnya mencapai Rp1,7 triliun.

Dengan perolehan kontrak ini perseroan menjadi emiten BUMN karya dengan kontrak tertinggi sepanjang Januari—Mei 2020. Namun, nilai kontrak baru ini masih terpaut sekitar Rp4 triliun dari posisi pada Januari—Mei 2019.

Dengan kondisi ini, perseroan menyatakan tetap akan melakukan perubahan proyeksi kontrak karena pandemi Covid-19. Namun, Agus belum dapat menjelaskan lebih detail mengenai target kontrak pada tahun ini.

“Gambaran kontrak ke depan ada perubahan dan proyeksi untuk tahun ini ada perubahan terhadap proyeksi awal,” ujarnya.

Berdasarkan data company update PT PP, target kontrak baru pada tahun ini mulanya ditetapkan sebesar Rp40,36 triliun. Namun, hasil kajian stress test dampak Covid-19, perseroan memperkirakan kontrak hanya akan mencapai Rp23,57 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper